Saya seringkali mendapati khatib Jum'at yang overtime ketika menyampaikan khutbah. Ada yang lebih dari 10 menit, bahkan ada juga yang lebih dari 30 menit. Biasanya di mimbar masjid ada tulisan sebagai peringatan dari takmir masjid mengingatkan agar khatib Jum'at dalam menyampaikan khutbah maksimal 10 menit.
Jamaah senang sekali kalau khutbahnya singkat 10 menit, apalagi kurang dari 10 menit. Kalau lebih dari itu, seringkali banyak jamaah yang malah ketiduran. Maka, khutbah yang lama durasinya bisa membuat jamaah jengkel dan menggerutu. Belum lagi, kalau ada jamaah yang belum makan siang dan harus kembali kerja atau agenda lainnya secara ontime.
Oleh sebab itu, khatib Jum'at mestilah bijaksana dan memahami kondisi jamaah. Tidak asyik sendiri ketika berkhutbah sehingga lupa waktu. Khutbah Jum'at bukan momentumnya untuk berpanjang kalam. Sampaikanlah khutbah Jum'at secara singkat, padat, dan berisi. Tidak perlu banyak berbasa-basi.
Menyiapkan Naskah Khutbah
Saya menyarankan, sebaiknya para khatib Jum'at menggunakan teks dalam menyampaikan khutbahnya. Jadi sebelum berkhutbah, buatlah teks materinya terlebih dahulu. Panjang teks kira-kira menghabiskan waktu 10 menit ketika menyampaikannya. Dengan menggunakan teks, khutbah yang kita sampaikan tidak lari atau melenceng ke mana-mana.
Dengan menggunakan teks, khutbah yang kita sampaikan akan lebih lancar, tertata rapi, sistematis, dan terhindar dari menyampaikan hal-hal yang tidak penting bahkan keluar dari tema khutbah. Hal ini penting dilakukan oleh para khatib, mengingat pelaksanaan rangkaian shalat Jum'at itu sifatnya agak formalistik.
Di tahun 2024 lalu saya sudah melakukan itu. Setiap ada permintaan untuk berkhutbah, saya selalu menyiapkan teks materi khutbah. Mungkin, kalau dikumpulkan lagi teks khutbahnya, bisa dijadikan sebuah buku kumpulan khutbah Jum'at sepanjang tahun.
Saran untuk Takmir Masjid
Nah, ini sebenarnya bisa dilakukan oleh takmir masjid. Pihak takmir masjid bisa saja mengharuskan setiap khatib Jum'at yang terjadwal di masjidnya untuk membuat naskah materi khutbah yang akan disampaikan.
Setelah selesai berkhutbah, naskahnya diserahkan ke pihak takmir sebagai arsip masjid. Ketika akhir tahun, pihak takmir mengkurasi naskah-naskah khutbah tersebut sejak dari awal tahun. Kemudian kumpulan naskah tersebut diedit sedemikian rupa lalu diterbitkan menjadi sebuah buku. Dengan demikian, materi khutbah yang disampaikan dapat terdokumentasikan dengan baik.
Sependek pengetahuan saya, sangat jarang atau bahkan mungkin belum ada sama sekali pihak takmir yang melakukan ini. Maka, saya kira, penting bagi pihak takmir berupaya untuk mendokumentasikan materi khutbah Jum'at tersebut dalam bentuk buku. Dengan demikian, materi khutbah tersebut nantinya bisa dibaca dan dipelajari kembali oleh siapa pun dan di mana pun.
Oke segitu dulu khutbah melalui tulisan dari saya, khawatir terlalu panjang, lalu para Kompasianer bosan membacanya. Maka, saya cukupkan sampai di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H