Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Penghalang Kesalehan

8 Januari 2025   11:30 Diperbarui: 8 Januari 2025   11:29 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potret orang-orang yang ambisius dan tamak dalam urusan dunia ini banyak sekali kita saksikan. Contoh paling mudah, lihat saja para elite politik di negeri kita ini. Banyak di antara mereka yang mengejar kedudukan dengan cara-cara kotor seperti money politic, memfitnah secara keji yang menjadi pesaingnya, pencitraan (hipokrit), dan sebagainya.

Belum lagi kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat dan politisi murahan itu. Para pejabat dan politisi itu secara gaji dan tunjangan besar sekali, fasilitas lengkap disediakan, tapi masih korupsi, merampok uang rakyat sejadi-jadinya. Benar-benar suatu bentuk kebiadaban dan kezaliman.

Itulah di antara gambaran orang-orang yang ambisius dan tamak dalam urusan dunia. Hati-hati! Inilah yang disebut dengan penyakit wahn sebagaimana yang dikatakan Nabi, yaitu cinta dunia dan takut mati. Penyakit wahn ini berbahaya sekali. Apalagi menimpa umat Islam dalam jumlah yang besar. Bisa-bisa, Islam hanya tinggal nama saja, jika penyakit wahn ini sudah mengidap di tubuh umat Islam.

Ketiga, Bakhil dengan Kelebihan Harta

Bakhil berarti kikir, pelit. Penyakit ini sering sekali menimpa orang-orang yang punya kelebihan harta. Mereka sayang terhadap hartanya sehingga enggan mau berbagi terhadap orang-orang yang membutuhkan.

Kalaupun mereka mau berbagi, sering diiringi dengan ucapan-ucapan yang tidak mengenakkan hati si penerima. Kalaupun mereka mau berbagi, sering juga diikuti sikap riya', ingin pamer, dan mengharapkan pujian orang lain.

Islam tidak menghendaki perilaku yang demikian itu. Sebab, perilaku yang demikian itu, sesungguhnya termasuk pendustaan terhadap agama. Inilah yang disebutkan di dalam QS. Al-Ma'un:

"Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya', dan enggan (memberikan) bantuan." (QS. 107: 1-7)

Ketahuilah bahwa orang-orang yang kikir terhadap hartanya sekali-kali hartanya itu tidak membawa manfaat sedikit pun bagi dirinya, lebih-lebih lagi di akhirat kelak. Harta yang bermanfaat itu adalah harta yang dibelanjakan di jalan Allah. Inilah perumpamaan bagi orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah yang dilukiskan Al-Qur'an: 

"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. Orang yang mengginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun." (QS. 2: 261-263)

Keempat, Riya' dalam Beramal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun