Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misteri Esok, Kebajikan, dan Khayalan

6 Januari 2025   04:40 Diperbarui: 6 Januari 2025   04:33 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Danau (Sumber: Meta AI)

Perhatikan pernyataan Al-Qur’an untuk mereka: “Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas”, (QS. 101: 8-11).

Berhentilah berkhayal. Sebab, orang berkhayal itu temannya hanya setan. Setan selalu membisikkan hal-hal buruk ke dalam dada kita. Orang yang sudah termakan bujuk rayu setan, maka jalannya cuma satu, yakni celaka. Inilah yang dikehendaki setan dari kita. Setan senang kalau kita tegolong ke dalam orang-orang yang celaka.

Bukankah Al-Qur’an dengan tegas melarang agar kita tidak menuruti langkah-langkah setan?

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 24: 21)

Orang yang senang berkhayal mengira bahwa mereka akan hidup selama-lamanya. Oleh sebab itu, mereka senang sekali menghabiskan waktu untuk berkhayal. Maka, dari terbit fajar hingga tenggelam matahari, tak ada satu pun amal saleh yang dapat mereka kumpulkan.

Padahal, apabila mereka sadar hikmah dari misterinya hari esok, niscaya mereka akan memanfaatkan hari ini untuk beramal saleh. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar memperhatikan waktu. Sebagaimana digambarkan dalam ayat berikut ini:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. 103: 1-3)

Ayat di atas mengingatkan kita betapa pentingnya memanfaatkan waktu. Waktu yang kita miliki jangan sampai kosong dari amal saleh.

Sebab, waktu kosong itu, sebagaimana diilustrasikan Dr ‘Aidh Al-Qarni, tak ubahnya seperti siksaan halus ala penjara Cina. Yakni, dengan meletakkan si narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat meneteskan air satu tetes setiap menit selama bertahun-tahun. Lalu, dalam masa penantian yang panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres dan gila.

Lihatlah, betapa mahalnya harga waktu itu. Cara menghargai waktu adalah mengisinya dengan hal-hal bermanfaat. Orang berkhayal itu benar-benar pengangguran. Maka, jangan biarkan waktu kita menganggur, manfaatkanlah ia dengan membaca buku, mengkaji ilmu, menulis, dan hal-hal bermanfaat lainnya.

Hiduplah pada hari ini tanpa khayalan, kegalauan, kecemasan, kedengkian, kebencian, dan keputusasaan, niscaya hari esok akan kita hadapi dengan rasa optimisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun