"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. 3: 190)
Hanya orang-orang berakal sajalah yang dapat mengambil pelajaran pada momentum pergantian malam dan siang. Malam dan siang menandakan perubahan dan pergantian waktu.
Hal ini mengingatkan kita betapa berharganya setiap detik waktu itu. Detik demi detik waktu yang berlalu tidak boleh kita sia-siakan.
Sebab, sebagaimana kata pepatah yang sering kita dengar:
"Waktu itu ibarat pedang, kalau engkau tidak menggunakannya dengan baik, maka ia akan memotongmu. Dan jika kamu tidak menyibukkan jiwamu dengan kebenaran, maka ia akan menyibukkan jiwamu dengan kebatilan."
Demikian juga yang termuat dalam QS. Al-'Ashr:
"Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran." (QS. 103: 1-3)
Betapa pentingnya waktu itu sehingga Allah pun bersumpah dengannya. Oleh sebab itu, tidakkah kita memperhatikannya?
Momentum pergantian waktu itu hendaknya kita jadikan sebagai kesempatan untuk mengevaluasi (muhasabah), introspeksi, dan bertafakur diri.
Sudahkah kita mengisi waktu-waktu itu dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat?
Aktivitas-aktivitas yang kita kerjakan dapat dikatakan bermanfaat jika dalam melakukannya disertai dengan iman. Iman menjadi dasar bernilai atau tidaknya suatu aktivitas yang kita kerjakan.
Sebab, aktivitas yang disertai iman itulah yang menjadi amal saleh kita. Jika setiap yang kita kerjakan tidak disertai iman, maka belum dapat dikatakan sebagai amal saleh.
Maka, rugilah segala sesuatu yang kita kerjakan itu jika ia kosong dari iman. Itulah mengapa, di dalam banyak ayat Al-Qur'an sering kita temukan kata iman selalu digandeng dengan amal saleh.
Semoga ini menjadi bahan refleksi kita. Momentum pergantaian malam dan siang, hari demi hari, bahkan tahun demi tahun, jangan kita lalaikan tanpa muhasabah dan bertafakur diri.
Berupayalah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari masa ke masa. Mantapkan iman dan istikamah dalam beramal saleh.
Dr 'Aidh Al-Qarni dalam buku La Tahzan mengutip perkataan salah seorang ulama salaf:
"Wahai anak Adam, hidupmu itu tiga hari saja: Hari kemarin yang telah berlalu, hari esok yang belum datang, dan hari ini di mana Anda harus bertakwa kepada Allah."
Oleh sebab itu, nggak ada gunanya kita membangga-banggakan masa lalu atau menangisi keadaan-keadaan masa lalu, dan nggak ada gunanya juga kita memperpanjang angan-angan dan khayalan atau memperbanyak kecemasan di masa-masa yang akan datang.
Sesungguhnya kita hidup hanya pada hari ini saja, hari inilah milik kita. Maka, gunakan kesempatan hidup hari ini dengan banyak-banyak memohon ampunan Allah dan beramal saleh.
Ingatlah pesan Nabi ini:
"Jika pagi tiba, janganlah menunggu sore. Dan jika sore tiba, janganlah menunggu hingga waktu pagi."
Bangkit dan optimislah, berbuatlah seoptimal mungkin dan fokuslah dalam melakukan kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat untuk hidup serta kehidupan kita, kini dan nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H