Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada. Buku Solo: 1. Di Bawah Renungan Al-Qur'an (2017). 2. The Good Muslim: Menjadi Muslim Berjiwa Kuat, Berakhlak Dahsyat, Berpribadi Hebat, dan Hidup Bermanfaat (2024). Buku Antologi: 1. IMM di Era Disrupsi: Membaca Kecenderungan Baru Gerakan (2022). 2. Kembali Berjuang (2023). 3. Mumpung Masih Muda: Spesial Quotes About Youth (2023).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rekreasi sebagai Wahana Perekat Keharmonisan Keluarga

29 Desember 2024   22:30 Diperbarui: 29 Desember 2024   22:20 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarlah sekali dalam seminggu bersama keluarga untuk berekreasi. Dengan rekreasi Anda akan lebih dekat dengan anak-anak. Kesegarannya akan memperbaharui gairah hidup, dan akan membuang kejemuan.

Quotes di atas saya kutip dari buku La Tahzan karya Dr 'Aidh Al-Qarni . Saya tahu, meskipun kutipan nasihat di atas bukan disampaikan khusus buat saya, tapi saya seperti tersindir oleh untaian nasihat itu saat membacanya.

Pasalnya, saya bukanlah orang yang senang rekreasi, mungkin lebih tepatnya punya cara tersendiri dalam berekreasi.

Memang sejak dulu, saya jarang ke mana-mana, apalagi pergi keluar tanpa tujuan yang jelas, bahkan saat diajak teman-teman pun, kadang saya lebih senang memilih diam di kamar.

Boleh jadi, sikap saya yang demikian itu, jika dibaca oleh seorang psikolog, menunjukkan pribadi saya yang tertutup. Bisa jadi benar, tapi nggak selalu benar.

Ternyata, kebiasaan saya lebih baik diam di rumah itu berlanjut juga setelah menikah. Alhasil, sempat pula beberapa kali, mungkin, istri kesal dengan saya.

Sebab, tiap akhir pekan saya hampir nggak punya rencana apa pun untuk rekreasi barang sebentar bersama istri. Suami macam apalah saya ini, hehe.

Sebenarnya saya menyadari ini. Tapi, entahlah, saya memang benar-benar nggak tertarik. Padahal sangat perlu, sekali-kali kita rekreasi ke alam atau ke tempat-tempat wisata lainnya untuk melepas penat karena disibukkan dengan hari-hari kerja.

Anehnya saya, justru di akhir pekan itulah waktu yang tepat buat saya istirahat full time di rumah, nggak ke mana-mana.

Seiring berjalannya waktu, saya benar-benar mulai memahami kenapa rekreasi itu sangat penting buat yang sudah berumah tangga, apalagi kalau sudah punya anak.

Kebanyakan ketidakharmonisan dalam keluarga itu terjadi akibat kurang piknik atau rekreasi. Suami istri sering cekcokan, anak meraung uring-uringan akibat kejemuan aktivitasnya di rumah dan sebagainya itu adalah gejala-gejala orang kurang piknik, kurang rekreasi.

Oleh sebab itu, sebagai suami harus peka akan gejala-gejala itu. Pikniklah, meskipun hanya sekadar melihat hamparan ladang sawah di samping rumah. Memandang yang hijau-hijau itu dapat menyegarkan mata dan pikiran kita.

Benar saja apa yang dikatakan Dr 'Aidh Al-Qarni di atas tadi bahwa piknik itu menambah keeratan dan keharmonisan hubungan dalam keluarga.

Hubungan suami istri tambah mesra. Hubungan orang tua dan anak pun menjadi lebih dekat dan akrab. Kejenuhan hilang, gairah hidup pun datang.

Kegairahan yang didapatkan itu boleh jadi dapat meningkatkan etos kerja dan daya produktifitas dalam kehidupan kita. Indah sekali.

Oleh sebab itu, jika nggak ada agenda penting lain di akhir pekan, maka sempatkanlah piknik bareng keluarga. Rencanakanlah sedemikian rupa supaya piknik menjadi agenda yang nggak terlupakan dalam kehidupan berkeluarga.

Al-Qur'an pun dalam beberapa ayat menganjurkan kepada kita supaya berekreasi, salah satunya disebutkan:

"Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rekezi-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS. 67: 15)

Hal yang demikian itu menunjukkan bahwa rekreasi menjadi elemen penting juga dalam kehidupan kita. Allah itu sangat pengertian dengan kita. Dia Mahatahu apa-apa yang menjadi kebutuhan manusia.

Rekreasi merupakan salah satu di antara sekian banyak kebutuhan manusia. Maka, jangan ada anggapan bahwa rekreasi itu buang-buang waktu saja, sesuatu hal yang sia-sia, atau malah mengganggap sesuatu yang diharamkan. Kalau ada yang beranggapan demikian, saya pastikan dia bukan manusia, tapi robot.

Rekreasi yang dilarang adalah rekreasi yang ada unsur maksiat di dalamnya. Maksiat adalah sesuatu yang nggak direstui Allah. Jika nekad melakukan maksiat, maka bisa-bisa mendatangkan kemurkaan Allah, alih-alih rahmat-Nya.

Oleh sebab itu, dalam berekreasi berharaplah memperoleh rahmat Allah. Dengan demikian, rekreasi yang kita lakukan akan bernilai pahala di sisi Allah. Benar-benar perjalanan yang nggak sia-sia. Mata segar, pikiran fresh, hati riang gembira, dan dapat pahala pula. Inilah perjalanan rekreasi yang full berkah.

Rohani pun Butuh Rekreasi

Di samping rekreasi jasmani, yang nggak boleh kita lupakan juga ialah rekreasi rohani. Rohani juga butuh penyegaran. Rekreasi rohani tentu berbeda dengan rekreasi jasmani.

Rekreasi rohani dapat dilakukan dengan mendatangi majelis ilmu, majelis Al-Qur'an, majelis zikir. Rekreasi rohani juga dapat dilakukan dengan berpuasa, shalat malam, membaca Al-Qur'an, dan ibadah-ibadah lainnya.

Kadangkala kita terlalu mementingkan dimensi jasmani, maka kita habis-habisan demi memenuhi hasrat jasmani. Tapi, seringkali kita lalai pada dimensi rohani. Kondisi rohani nggak kita perhatikan dan nggak pernah diberikan asupan.

Sama halnya dengan jasmani, rohani pun kalau nggak dikasih asupan, maka dia akan lesuh. Jadi, kebutuhan jasmani dan rohani harus seimbang. Nggak boleh ada yang dominan di antara keduanya.

Jika dominan pada aspek jasmani, maka nggak ubahnya seperti binatang. Begitu juga sebaliknya, manusia bukan makhluk rohani seperti malaikat yang nggak butuh makan, minum, dan rekreasi.

Manusia itu bukan binatang dan bukan pula malaikat. Tapi, manusia bisa jadi lebih rendah derajatnya dari binatang dan bisa jadi pula melebihi malaikat.

Selamat berekreasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun