Perilaku-perilaku tersebut sejatinya menghilangkan jati diri kemanusiaannya. Segala potensi kemanusiaannya tidak dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Akal, hati, mata, dan telinga tidak dipergunakan untuk meresapi pesan Tuhan dengan penuh ketundukan dan kekhusyukan.Â
Maka, keadaan yang demikian itu tak ubahnya seperti binatang, bahkan lebih dari itu. Ul-ika kal-an'mi bal hum adhall. Ul-ika humul-ghfiln (QS. 7: 179).
Tidak berfungsinya segala potensi kemanusiaan kita akan merendahkan derajat kita sebagai manusia seperti binatang, bahkan lebih parah dari itu.
Manusia yang demikian itulah termasuk orang-orang yang lengah, lalai, dan lupa diri. Mereka yang demikian itu, disebutkan pada ujung ayat QS. 59: 19:
"Ul-ika humul-fsiqn". Mereka itulah tergolong ke dalam kelompok orang-orang yang fasik, yaitu mereka yang hidupnya bergelimang dosa dan maksiat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H