Mengingat mati mendorong kita untuk tetap dalam kebaikan. Oleh sebab itu, Nabi pernah mengatakan bahwa orang yang cerdas adalah mereka yang banyak mengingat mati.
Jika terlintas ingin bermaksiat atau melakukan perbuatan dosa, maka ingatlah mati. Mengingat mati adalah cara efektif menghentikan niat jelek yang berdesir di dalam hati.
Orang-orang yang larut dalam kemaksiatan dan perbuatan dosa, adalah orang-orang yang lupa diri. Lupa bahwa mereka akan mati. Lupa bahwa mereka akan menemui Penciptanya.
Lupa bahwa kelak akan mempertanggung jawabkan semua yang telah dilakukan semasa hidup di dunia. Lupa bahwa segala amalnya, baik amal baik maupun amal buruk, akan dihisab dengan sedetail-detailnya.
Sebagai Mukmin, jangan sampai kita lupa diri sehingga melalaikan kita dari tujuan penciptaan manusia. Sebagai hamba, manusia harus menghamba, mengabdi, berbakti, dan beribadah hanya kepada Allah (Lihat QS. 51: 56).
Sebagai khalifah, manusia harus memakmurkan bumi, melestarikan bumi, dan menghindari pertumpahan darah serta hal-hal yang merusak bumi (Lihat QS. 2: 30).
Jauh-jauh hari Al-Qur'an memberi peringatan kepada kita supaya tidak lupa kepada Allah. Sebagaimana dikatakan:
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik" (QS. 59: 19).
Orang yang lupa kepada Allah pada hakikatnya adalah orang yang lupa terhadap diri mereka sendiri.
Oleh sebab itu, kehidupan mereka dilalaikan oleh kelezatan dan kemegahan duniawi. Hidup cenderung mengikuti nafsu syahwat. Hidup hanya untuk kepuasan batinnya. Dunia bagi mereka, adalah segala-galanya.