Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Islam adalah agama perdamaian, bukan agama yang mengumbar permusuhan.
Oleh sebab itu, sebagai Mukmin hendaknya kita senantiasa memegang teguh nilai-nilai keislaman itu dan berusaha menghindari sikap, ucapan, maupun tindakan yang dapat memicu perselisihan dan permusuhan, apalagi di internal umat Islam itu sendiri.
Sebagaimana Allah SWT berfirman: “Dan berpegang-teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. 3: 103)
Ayat di atas mengingatkan kita bahwa betapa pentingnya menjaga tali persaudaraan. Persaudaraan adalah nikmat terbesar yang telah dianugerahkan Allah SWT yang mesti kita syukuri.
Di saat yang sama pula, Allah SWT dengan tegas mengingatkan jangan sampai kita berpecah-belah. Oleh sebab itu, supaya perpecahan tidak terjadi, hendaknya kita bersatu padu dan berpegang teguh pada tali Allah.
Dalam Tafsir Al-Azhar, Buya Hamka menerangkan bahwa yang dimaksud dengan “tali Allah” ialah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Realitas saat ini, kita sering dipertontonkan dengan hal-hal yang dapat mencederai nilai-nilai persaudaraan itu. Berseteru yang tak berkesudahan hanya karena perbedaan pandangan, perbedaan pilihan politik, dan seterusnya.
Padahal sebenarnya perbedaan itu bukanlah menjadi sebab timbulnya permusuhan. Hanya saja kita yang belum dewasa dalam menyikapi perbedaan itu.
Seharusnya kita menyadari bahwa perbedaan merupakan sunnatullah. Bukankah Allah SWT menciptakan kita menjadi beragam suku dan bangsa agar kita saling mengenal?
Sejatinya, Allah SWT menjadikan keragaman itu supaya kita saling mengenal, bukan untuk saling membenci dan bermusuhan. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
“Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. 49: 13)