Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bisnis Law

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Abu Nawas, Antara Artificial Intelligence (AI) dan Literasi Kompasiana

30 Januari 2025   17:29 Diperbarui: 30 Januari 2025   17:29 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI versi AbunawasI (Foto : Kompas Tekno).

Pada suatu hari, Abu Nawas diundang untuk memberikan ceramah tentang sesuatu yang sangat baru dan asing bagi masyarakat---Artificial Intelligence (AI). Sebagai seorang yang dikenal cerdik dan penuh kejutan, ia tidak serta-merta memberikan penjelasan teknis yang rumit. Sebaliknya, ia memilih cara yang unik dan menggelitik akal.

Dengan langkah mantap, ia naik ke mimbar, menatap hadirin dengan tajam, lalu bertanya, "Saudara-saudaraku, apakah kalian tahu apa yang akan saya sampaikan?"

Hadirin yang bingung spontan menjawab serempak, "Tidak tahu!"

Mendengar jawaban itu, Abu Nawas menghela napas panjang dan berkata dengan nada kecewa, "Lalu, untuk apa saya berbicara kepada orang-orang yang tidak tahu? Bukankah itu hanya membuang-buang waktu?" Ia pun turun dari mimbar dan mengambil segelas air, membiarkan kegelisahan menyelimuti ruangan.

Setelah beberapa saat, ia kembali naik ke mimbar dan mengulangi pertanyaannya, "Saudara-saudaraku, apakah kalian tahu apa yang akan saya sampaikan?" Kali ini, belajar dari pengalaman sebelumnya, seluruh hadirin serempak menjawab, "Tahu!"

Abu Nawas tersenyum tipis dan berkata, "Kalau begitu, untuk apa saya berdiri di sini? Kalian sudah tahu semuanya, ceramah ini tidak ada gunanya!" Lalu, tanpa basa-basi, ia kembali duduk. Hadirin mulai resah, merasa dipermainkan, namun juga penasaran dengan maksud sebenarnya.

Untuk ketiga kalinya, ia kembali berdiri dan menaiki mimbar. Kali ini, ia bertanya dengan nada yang lebih santai, "Saudara-saudaraku, apakah kalian tahu apa yang akan saya sampaikan?" Kini hadirin bingung. Menjawab "tidak tahu" bisa salah, menjawab "tahu" pun bisa salah. Maka sebagian menjawab "Tidak tahu!" dan sebagian lagi menjawab "Tahu!"

Abu Nawas tersenyum lebar dan berkata, "Bagus! Yang sudah tahu, ajarkan kepada yang belum tahu. Yang belum tahu, belajarlah dari yang sudah tahu. Inilah cara kerja AI!" Hadirin terdiam sejenak, lalu mulai mengangguk, menyadari bahwa Abu Nawas sedang mengajarkan sesuatu yang sangat penting.

Cara Kerja AI dan Literasi Digital di Kompasiana

Setelah membuat hadirin berpikir, Abu Nawas melanjutkan, "Wahai saudara-saudaraku, AI bekerja seperti kalian tadi. Ketika seseorang bertanya sesuatu, AI tidak serta-merta tahu jawabannya, tetapi ia akan mencari referensi dari berbagai sumber. Ia akan menelusuri buku, jurnal, blog, forum diskusi, dan semua literasi yang tersedia di internet. Dari sanalah ia menyusun jawaban yang relevan."

Lalu ia menambahkan, "Dan tahukah kalian? Salah satu sumber penting yang sering dijadikan referensi oleh AI adalah tulisan-tulisan yang dibuat oleh manusia, termasuk artikel yang kalian tulis di platform seperti Kompasiana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun