Banyak kebijakan dinilai sebagai daur ulang dari inisiatif sebelumnya, seperti Program Makan Bergizi Gratis yang merupakan kelanjutan dari program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di era sebelumnya.
Namun, perhatian juga tertuju pada tumpang tindih kebijakan, seperti penanggulangan stunting melalui Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting (GENTING) yang diarahkan secara sukarela dengan melibatkan peran publik.
Sementara itu, program seperti Makan Bergizi Gratis menggunakan dana besar dan ambisius. Ketidaksinkronan ini dapat berisiko melenceng atau bahkan kontraproduktif jika tidak ada integrasi kebijakan antara badan dan kementerian terkait.
Demikian pula, beberapa program dari badan dan kementerian lain menunjukkan kurangnya koordinasi, yang dapat menghambat efektivitas implementasi kebijakan secara menyeluruh.
Analisis Survei dan Perbedaan Penilaian
Litbang Kompas menunjukkan tingkat kepuasan publik yang tinggi, namun Celios memberikan evaluasi kritis dengan skor 5 dari 10. Perbedaan ini mencerminkan perlunya pendekatan yang lebih inovatif dan terukur dalam pemerintahan untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat.
Kesimpulan dan Solusi
Pemerintahan Prabowo-Gibran telah menunjukkan ambisi besar dalam 100 hari pertama, tetapi banyak kebijakan masih dinilai sebagai repetisi dengan pencapaian yang belum jelas.
Tingkat kepuasan publik yang tinggi perlu diseimbangkan dengan pencapaian yang terukur dan hasil nyata di lapangan. Menghindari tumpang tindih kebijakan menjadi esensial agar tidak kontraproduktif terhadap tujuan utama, seperti kasus stunting yang memerlukan pendekatan terkoordinasi.
Solusi :
Setiap kementerian harus memiliki program unggulan yang dirancang dengan tujuan spesifik, anggaran yang efisien, dan target capaian yang jelas.