Potensi Besar Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro dikenal sebagai salah satu daerah penghasil minyak dan gas bumi (migas) terbesar di Indonesia. Dengan kontribusi sekitar 25% terhadap produksi migas nasional, Bojonegoro memiliki potensi besar untuk menjadi daerah maju dan mandiri secara ekonomi.
Namun, potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikasi kegagalan ini adalah tingginya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) selama lima tahun terakhir, yang rata-rata melebihi Rp 2 triliun per tahun. Kondisi ini mencerminkan lemahnya perencanaan dan realisasi program pembangunan.
Masalah Sosial dan Ekonomi
Meskipun kaya akan sumber daya alam, Bojonegoro masih menghadapi berbagai masalah sosial dan ekonomi.
Tingkat kemiskinan di daerah ini masih berada di atas rata-rata Jawa Timur. Tingkat pengangguran juga menjadi perhatian serius, terutama di kalangan pemuda yang sulit mendapatkan pekerjaan sesuai kompetensi.
Selain itu, masalah stunting masih ada di beberapa wilayah, mencerminkan lemahnya akses masyarakat terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan yang memadai.
Ketergantungan pada Migas dan Kurangnya Diversifikasi
Dari sisi alam, Bojonegoro memiliki bentang yang kaya dengan lahan pertanian subur dan hutan jati yang luas. Namun, ketergantungan pada sektor migas membuat sektor lain, seperti pertanian dan pariwisata, kurang berkembang.
Padahal, diversifikasi ekonomi dapat membantu masyarakat setempat untuk lepas dari ketergantungan pada satu sektor yang rentan terhadap fluktuasi harga global.