Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Audit Forensik untuk Memulihkan Kepercayaan Publik Pada Bukalapak (Finale)

14 Januari 2025   06:14 Diperbarui: 14 Januari 2025   06:14 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Bukalapak ( Foto : Kompas.id)

Dalam analisis sebelumnya, dua faktor eksternal sering disebut sebagai penyebab keterpurukan Bukalapak.

Pertama, regulasi yang dianggap kurang mendukung inovasi dan fleksibilitas industri e-commerce di Indonesia.

Kedua, persaingan global yang kian sengit, di mana praktik predatory pricing dari pemain besar menciptakan tekanan berat bagi perusahaan lokal. Namun, opini kali ini mengalihkan perhatian ke faktor internal Bukalapak.

Setelah melantai di bursa saham melalui IPO yang sempat membawa optimisme besar, perjalanan keuangan perusahaan justru menunjukkan tren yang mengecewakan. Kerugian besar yang tercatat pada tahun 2023 menjadi sorotan, mengindikasikan perlunya evaluasi mendalam terhadap tata kelola dan strategi internal Bukalapak.

Melalui pendekatan ini, analisis akan mengurai akar permasalahan internal, termasuk pengelolaan dana IPO, efisiensi operasional, serta keputusan investasi yang berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan saat ini.

Langkah transparan seperti audit forensik menjadi krusial untuk memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan publik dan memulihkan kepercayaan terhadap Bukalapak sebagai barometer bisnis e-commerce Indonesia.

 

 Analisis Kinerja Bukalapak  2021 s.d 2023

Faktor internal Bukalapak mulai menjadi sorotan sejak perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2021. IPO Bukalapak merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah Indonesia, membawa harapan besar untuk ekspansi bisnis dan peningkatan kepercayaan investor.

Pada tahun yang sama, Bukalapak mencatatkan kinerja positif dengan pendapatan sebesar Rp3,618 triliun dan pertumbuhan Total Processing Value (TPV) hingga 44%. Laba bersih perusahaan mencapai Rp1,983 triliun, didukung oleh laba investasi sebesar Rp3,935 triliun, menjadikan 2021 sebagai tahun pencapaian besar.

Namun, situasi berubah drastis pada 2023. Meski pendapatan meningkat menjadi Rp4,438 triliun (naik 22,6% dibandingkan 2021), perusahaan mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp1,365 triliun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun