Kota Bekasi telah berkembang menjadi pusat perbelanjaan modern yang terus bertumbuh, mencerminkan perubahan gaya hidup urban masyarakatnya. Namun, di tengah pertumbuhan tersebut, persaingan ketat melahirkan dua pemain dominan.
Summarecon Mall Bekasi dan Pakuwon Mall Bekasi, yang kini memimpin pasar dan menjadi ikon gaya hidup di Bekasi. Di sisi lain, mall-mall lain seperti Metropolitan Mall, Grand Metropolitan Mall, Revo Town, Mega Bekasi Hypermall, Grand Mall Bekasi, Bekasi Junction, dan beberapa mall lainnya masih berjuang untuk tetap relevan.
Summarecon Mall Bekasi adalah pelopor transformasi gaya hidup di Bekasi. Dengan tenant premium, fasilitas hiburan, dan konsep lifestyle yang kuat, mall ini tidak hanya menawarkan pengalaman belanja tetapi juga menjadi pusat kegiatan komunitas.
Berbagai event seperti konser dan festival di Downtown Walk membuatnya menjadi destinasi favorit bagi keluarga dan anak muda.
Pakuwon Mall Bekasi, meski pendatang baru, langsung menarik perhatian dengan desain modern, tenant eksklusif, dan fasilitas premium. Mall ini menawarkan pengalaman belanja yang lebih mewah, mengincar segmen kelas menengah atas. Lokasinya di Pekayon yang strategis semakin memperkuat daya tariknya sebagai destinasi utama.
Di tengah dominasi dua mall besar ini, mall lain seperti Metropolitan Mall dan Grand Metropolitan Mall tetap memiliki pangsa pasar mereka sendiri, meskipun tidak sekuat dulu.
Sebagai salah satu mall tertua, Metropolitan Mall masih tergolong ramai dan memiliki loyalitas pengunjung setia, terutama di segmen keluarga dan generasi yang lebih tua.
Lokasinya yang strategis di pintu Tol Barat Kota Bekasi memungkinkan mall ini bertahan dengan segmen tersendiri. Namun, pengembangan koneksi dengan Grand Metropolitan Mall belum mampu secara signifikan mengangkat pertumbuhan pengunjung kedua mall tersebut.
Grand Metropolitan Mall, meski lebih modern daripada Metropolitan Mall, tetap menghadapi tantangan dalam menarik tenant premium dan menciptakan pengalaman unik bagi pengunjung.
Mega Bekasi Hypermall, yang berada di kawasan strategis, lebih fokus pada segmen kebutuhan harian dan kuliner lokal. Meskipun memiliki tenant yang bervariasi, mall ini belum mampu menarik pengunjung dalam jumlah besar dibandingkan dua mall dominan.
Grand Mall Bekasi mencoba bertahan dengan menawarkan berbagai tenant lokal dan fasilitas yang terjangkau bagi pengunjung keluarga. Namun, daya tariknya masih terbatas, terutama karena konsepnya yang kurang berkembang dibandingkan kompetitor baru.
Bekasi Junction, yang berlokasi dekat dengan pusat kota, juga berfungsi sebagai pusat belanja kebutuhan sehari-hari. Namun, kurangnya inovasi dan pembaruan fasilitas menjadikannya sulit untuk bersaing dalam pasar yang semakin modern.
Mall-mall lain seperti Blu Plaza, yang sebelumnya dikenal sebagai pusat belanja kebutuhan sehari-hari, kini menghadapi tantangan besar untuk bersaing di tengah dominasi mall-mall modern. Fasilitasnya yang terbatas dan tenant yang kurang bervariasi membuat daya tariknya berkurang.
Galaxy Mall, meski memiliki lokasi strategis di tengah kawasan perumahan, belum mampu menghadirkan konsep yang cukup menarik untuk menjangkau pengunjung dari segmen yang lebih luas. Hal ini menjadikannya lebih sebagai mall komunitas lokal ketimbang destinasi belanja utama.
Grand Avenue GKL, meski menawarkan beberapa tenant menarik, menghadapi tantangan serupa dengan mall-mall lainnya di Bekasi. Kurangnya inovasi dalam konsep dan pengalaman belanja membuatnya sulit bersaing dengan pemain besar seperti Summarecon dan Pakuwon.
Bekasi Trade Centre (BTC), yang terletak di Jl. Joyo Martono dengan akses strategis ke Tol Bekasi Timur, juga menghadapi masalah serupa. Meskipun lokasinya cukup menjanjikan, kurangnya inovasi dan daya tarik tenant membuat mall ini sepi pengunjung.
BTC lebih dikenal sebagai pusat belanja kebutuhan harian dengan fasilitas sederhana, namun sulit bersaing dengan mall modern yang menawarkan pengalaman lebih lengkap.
Bekasi Cyber Park (BCP) memiliki karakteristik tersendiri dengan fokus pada pasar IT dan HP. Terletak dalam satu kompleks dengan Hotel Aston Bekasi,
BCP berhasil mempertahankan eksistensinya sebagai destinasi bagi pengunjung yang mencari kebutuhan teknologi dan perangkat elektronik. Meski pasar ini cukup niche, kombinasi lokasi strategis dan spesialisasi menjadikan BCP tetap relevan di tengah persaingan.
Menurut laporan dari Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, Bekasi diproyeksikan menjadi penyumbang mall baru terbanyak di wilayah Bodetabek dari 2023 hingga 2025.
Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa kota ini sedang mengalami transformasi besar dalam sektor retail, tetapi juga menimbulkan tantangan bagi mall-mall yang sudah ada untuk tetap relevan di tengah persaingan ketat.
Persaingan ini menggambarkan dinamika pasar retail di Bekasi. Mall-mall lama menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan, sementara Summarecon dan Pakuwon terus memperkuat posisi mereka sebagai pemimpin pasar.
Dengan inovasi, konsep modern, dan fasilitas yang terus berkembang, keduanya mendominasi pasar dan menetapkan standar baru bagi mall di Bekasi.
Pertanyaannya adalah, apakah mall-mall lain akan mampu beradaptasi dan menemukan ceruk pasar mereka, atau mereka akan menjadi mangsa dalam persaingan yang semakin tajam?
Bekasi tetap menjadi medan perang bagi para pemain retail, dan hanya yang paling inovatif dan strategis yang akan bertahan di tengah gempuran predator besar ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H