Awalnya, saya hanya ingin mengisi waktu luang di sela kuliah pascasarjana. Saya mulai menulis di Kompasiana tanpa ekspektasi besar, sekadar untuk menghidupkan kembali hobi lama saya.
Namun, Kompasiana ternyata lebih dari sekadar platform menulis.
Komunitas ini menjadi tempat di mana saya menemukan kehangatan, apresiasi, dan inspirasi yang tidak saya duga sebelumnya.
Salah satu momen paling berkesan adalah keramahan seorang maestro berusia 81 tahun yang aktif menulis di Kompasiana. Ia adalah sosok inspiratif yang terus berkarya dengan tulisan-tulisan cerdas, menginspirasi tanpa menggurui.
Sapaan kekeluargaan seperti "Ananda" darinya begitu menyejukkan, membawa nuansa kekeluargaan yang jarang ditemukan di dunia digital yang sering kali penuh persaingan.
Kehadirannya memotivasi saya untuk terus menulis dan berbagi, bahkan di tengah kesibukan. Tahun 2024 menjadi titik balik yang luar biasa dalam hidup saya.
Di usia 57 tahun, ketika banyak teman seusia saya memilih pensiun dan menikmati hidup yang lebih tenang, saya justru memilih untuk melangkah maju.
Dengan keberanian, saya mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI meski dengan keterbatasan modal. Langkah ini penuh tantangan, tetapi juga menjadi bukti bahwa tidak ada kata terlambat untuk berkontribusi kepada masyarakat.
Dalam perjalanan ini, saya dihadapkan pada berbagai godaan, termasuk dorongan untuk terlibat dalam praktik money politics.
Namun, saya memilih untuk tetap teguh pada prinsip saya. Fokus utama saya adalah memastikan bahwa pendidikan dua anak saya yang sedang menempuh studi di luar negeri tetap menjadi prioritas utama.
Di tengah kesibukan tersebut, saya juga melanjutkan pendidikan S2 dan dengan penuh syukur berhasil menyelesaikannya pada Desember 2024.