Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Politik Tertawa, Komeng di DPD Cak Lontong di Panggung Kampanye.

29 Desember 2024   05:25 Diperbarui: 29 Desember 2024   05:25 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Opini kompasiana ( Foto : Kompasiana)

Humor dalam Politik

Humor telah menjadi alat yang strategis dalam dunia politik. Sejak zaman klasik, humor digunakan sebagai sarana untuk menciptakan kedekatan, menyampaikan kritik, hingga membangun citra diri. Dalam teori modern, humor sering dilihat sebagai bentuk komunikasi yang mampu menembus batas formalitas tanpa menyinggung secara langsung.

Penelitian "Humor and Image Politics in Parliamentary Discourse: A Greek Case Study" oleh Tsakona (2009) menunjukkan bagaimana humor berfungsi dalam sidang parlemen Yunani.

Humor menjadi alat untuk membangun atau merusak citra publik, menyerang lawan tanpa melanggar norma kesopanan, dan menciptakan suasana informal yang mengalihkan perhatian dari isu sensitif. Studi ini menunjukkan bahwa humor bukan hanya alat hiburan, tetapi juga senjata politik yang strategis.

Komeng dan Cak Lontong, dua ikon humor Indonesia, membuktikan bahwa lelucon bukan sekadar hiburan, tetapi juga alat politik yang dapat membangun kepercayaan publik. Dengan gaya khas masing-masing, mereka membawa humor ke ranah politik dengan cara yang inovatif dan efektif.

Komeng di DPD, Tawa yang Mendulang Suara

Ketika nama Komeng muncul di daftar calon anggota DPD RI, banyak yang mengira itu hanya lelucon. Namun, dengan gaya khasnya yang santai dan penuh humor, Komeng berhasil meraih suara terbanyak di Jawa Barat.

"Saya ini nggak kampanye, cuma ngajak ngobrol sambil ketawa. Ternyata itu sudah cukup buat bikin orang percaya," kata Komeng saat diwawancarai.

Salah satu momen ikonik terjadi saat pelantikan anggota DPD RI. Ketika namanya dipanggil, terdengar teriakan "Uhuy!" dari peserta sidang, merujuk pada jargon khas Komeng. Alih-alih terganggu, Komeng menanggapinya dengan senyuman, menambahkan nuansa ceria dalam acara formal tersebut.

Dalam sidang paripurna DPD RI, Komeng menyuarakan ketidakpuasannya dengan penempatan di komite yang tidak sesuai dengan keahliannya. Dengan gaya humor, ia berkata, "Ini dapil saya di Jabar nih banyakan emak-emak, Pimpinan."

Pernyataan ini tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga menyampaikan pesan serius tentang pentingnya penugasan yang tepat bagi anggota dewan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun