Pacet juga adalah tempat di mana spiritualitas menjadi lebih dari sekadar kata-kata. Dengan banyaknya pondok pesantren modern, santri dari seluruh Indonesia (dan luar negeri!) datang untuk belajar Al-Qur'an, tasawuf, atau sekadar merenungi makna hidup di udara yang begitu tenang.
Ada program hafalan Al-Qur'an 30 juz dalam setahun yang terasa mustahil di kota besar, tapi sangat mungkin di sini. Kenapa? Karena suasananya mendukung. Nggak ada klakson, nggak ada polusi, hanya udara sejuk dan gemericik air.
Bagi Anda yang non-Muslim, Pacet dan sekitarnya juga menawarkan tempat spiritual yang beragam. Mojokerto, yang hanya sepelemparan batu dari Pacet, adalah rumah bagi klenteng dan gereja tua. Bahkan, di Mojowarno, hanya 33 km dari Pacet, berdiri salah satu gereja tertua di Indonesia,
Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Arsitekturnya memukau, sejarahnya mendalam, dan suasananya membawa Anda ke masa lampau yang damai.
Low Cost tapi High Quality Nikmat Tanpa Menguras Dompet
Pacet adalah tempat di mana kebahagiaan itu murah meriah tapi tetap berkualitas tinggi. Makan nasi pecel di warung pinggir jalan dengan lauk tempe goreng di sini rasanya seperti hidangan Michelin Star ketika dimakan sambil menikmati udara pegunungan.
Dan soal akomodasi? Anda bisa menyewa penginapan sederhana dengan pemandangan gunung tanpa harus menjual ginjal.
Kalau ingin lebih produktif, tanah di Pacet subur dan siap ditanami apa saja, dari sayuran hingga pohon buah. Bahkan, hasil tani Anda bisa menjadi sumber penghasilan tambahan. Di sini, konsep "slow living" benar-benar menyatu dengan produktivitas.
Pacet adalah tempat di mana slow living, spiritualitas, dan sejarah bertemu dalam harmoni sempurna. Anda bisa melambatkan ritme hidup, menemukan kedamaian batin, sekaligus belajar dan menikmati jejak sejarah yang kaya.
Semua itu dilakukan tanpa tekanan biaya tinggi---karena di Pacet, kebahagiaan itu sederhana, murah, dan nyata.