Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mundurnya Gus Miftah, Merdeka dari Conflict of Interest

8 Desember 2024   07:51 Diperbarui: 8 Desember 2024   09:38 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, Gus Miftah bisa kembali ke akar dakwahnya: berbicara dengan bebas, menyampaikan pesan moral dengan humor, tanpa harus terjebak dalam dilema formalitas atau sorotan media. Beliau merdeka dari amplop yang menjadi isu, dari candaan yang diperdebatkan, dan dari tekanan untuk selalu terlihat sempurna sebagai pejabat.

Merdeka, untuk tetap menjadi  Gus Miftah

Dengan langkah ini, Gus Miftah mengukuhkan dirinya sebagai pendakwah yang tetap dekat dengan rakyat. Tanpa embel-embel jabatan, beliau bisa kembali fokus pada misinya untuk menyampaikan kebaikan dengan cara yang santai dan menghibur.

Seperti Cak Nun yang memilih jalur bebas dari formalitas, Gus Miftah kini merdeka untuk kembali menjadi dirinya sendiri. Dalam keputusan ini, ada pesan penting bagi pejabat publik lainnya: bahwa kemerdekaan sejati bukan soal jabatan, tetapi soal integritas untuk tetap menjadi diri sendiri, tanpa konflik kepentingan.

Mundurnya Gus Miftah adalah keputusan yang menunjukkan bahwa jabatan publik tidak selalu berarti kemuliaan. Terkadang, melepaskan jabatan adalah cara untuk menjaga kebebasan berpikir, berbicara, dan bertindak.

Kini, Gus Miftah adalah sosok yang merdeka---merdeka dari konflik jabatan, dari dilema amplop, dan dari tekanan netizen. Dan pada akhirnya, seperti kata Cak Nun, "Aku bukan siapa-siapa. Aku mung koncomu." Gus Miftah kini kembali menjadi konco yang bebas, tanpa harus memikirkan apa-apa selain menyampaikan kebaikan dengan humor dan ketulusan.

Karena pada akhirnya, merdeka itu bukan soal jabatan, tapi soal tetap bisa menjadi diri sendiri. Dan Gus Miftah tahu betul bagaimana caranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun