Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pilkada Serentak, Pilih Koalisi atau Kompetensi?

20 November 2024   11:16 Diperbarui: 20 November 2024   13:11 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilkada Serentak (foto-KOMPAS.com).

Koalisi vs. Kompetensi

Pertanyaan pentingnya adalah kenapa kita masih fokus pada koalisi, bukan kompetensi? Pilkada sering kali berubah jadi kompetisi siapa yang punya koalisi paling besar, bukan siapa yang punya program kerja terbaik.

Seolah-olah banyaknya partai pendukung adalah jaminan bahwa calon itu akan sukses memimpin. Padahal, sejarah sudah sering membuktikan, koalisi gemuk lebih sering berarti "kerja gemuk" untuk kepentingan partai, bukan rakyat.

Dan koalisi tipis? Kita sering menganggap mereka underdog, padahal banyak dari mereka yang punya integritas dan keberanian lebih untuk melawan sistem yang sudah korup.

Pilkada Serentak, pilih koalisi atau rakyat?

Pada akhirnya, rakyat harus sadar bahwa Pilkada ini bukan cuma soal siapa yang punya koalisi paling kuat. Ini soal siapa yang benar-benar peduli pada rakyat.

Koalisi besar atau kecil, bukan itu yang penting. Yang penting adalah bagaimana calon kepala daerah memimpin tanpa tersandera utang politik, tanpa tergoda korupsi, dan benar-benar bekerja untuk masyarakat.

Jadi, saat Pilkada nanti, ingat,  jangan cuma pilih karena bendera partai yang gemerlap atau baliho yang besar. Pilihlah calon yang punya rekam jejak, visi, dan keberanian untuk melawan sistem yang salah.

Karena pada akhirnya, rakyatlah yang harus menanggung harga dari setiap pilihan. Pilih dengan hati, bukan dengan amplop.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun