Pada akhirnya, Muhammadiyah mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang melayani, bukan memonopoli. Keikhlasan untuk memimpin, bekerja sama, dan mundur ketika gagal adalah kunci bagi bangsa ini untuk maju. Muhammadiyah telah memberikan contoh nyata, organisasi besar yang tetap rendah hati, kolektif, dan bebas dari dinasti. Kini, tugas kita adalah menerapkan nilai-nilai ini di setiap lini kehidupan, dari pemerintahan hingga organisasi kecil di tingkat lokal.
Selamat Milad Muhammadiyah ke-112. Semoga semangat keikhlasan, kolektivitas, dan pelayanan tanpa pamrih yang diajarkan Muhammadiyah terus menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama bagi mereka yang memegang amanah besar di negeri ini. Jika Muhammadiyah bisa besar tanpa dinasti, tidak ada alasan bagi bangsa ini untuk tidak bisa melakukannya juga. Atau, mungkinkah kita terlalu nyaman dengan status quo untuk berubah? Waktu yang akan menjawab.
Penulis, Alumni SMP Muhammadiyah 2 Lamongan dan SMA Muhammadiyah 1 Bojonegoro.
Merasakan secara langsung bagaimana guru2 Muhammadiyah mengajar dengan semangat dan keihlasan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H