Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bisnis Law

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Bola

Saatnya Timnas Gunakan Adu Strategi Gaya Politisi, Menang dengan "Segala Cara"

16 November 2024   07:03 Diperbarui: 16 November 2024   07:05 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Jepang bersuka ria cetak gol dalam laga di Stadiun GBK (Kompas.com)

Sepak bola di Indonesia sudah waktunya ditangani dengan sedikit lebih banyak strategi politik dan taktik Machiavelli. Kenapa tidak? Kalau di dunia politik kita lihat para politisi seringkali menggunakan segala cara untuk menang, kenapa tidak Timnas Indonesia juga mencoba "mendalami" seni kemenangan dengan taktik yang lebih fleksibel? Lagipula, kalau di dunia politik mereka bisa lolos dengan serangan fajar dan janji manis, kenapa di lapangan hijau kita tidak bisa juga menang dengan sedikit trik dan akal bulus?

Taktik Politisi, Bansos dan Serangan Fajar di Lapangan Sepak Bola

Lihatlah para politisi kita menjelang pemilu. Apakah mereka benar-benar menjual ide brilian, visi jauh ke depan, atau program pembangunan yang nyata? Tentu saja tidak! Dalam menit-menit terakhir, justru yang paling menentukan adalah bagaimana mereka menyiapkan serangan fajar---bantuan sosial atau uang yang "diinvestasikan" di tempat yang tepat pada waktu yang sangat strategis. Nah, kenapa kita nggak bawa pola pikir ini ke sepak bola? Kalau para politisi bisa menggunakan bansos untuk menarik suara, kenapa kita tidak bisa menggunakan bansos bola---yakni umpan silang yang tiba-tiba datang dari pemain yang tak terduga, atau bahkan penalti yang "dihadiahkan" wasit pada menit-menit terakhir? Tentu saja, dengan sedikit bumbu taktik yang lebih "licik", kemenangan bisa lebih cepat didapat!

Machiavelli di Lapangan, Tujuan Menghalalkan Cara

Machiavelli pasti tersenyum lebar melihat permainan sepak bola modern yang penuh dengan strategi dan sedikit manipulasi. Dalam Il Principe, ia menekankan bahwa seorang pemimpin yang bijak tidak peduli dengan moralitas, selama hasil akhirnya adalah kemenangan. Nah, kenapa tidak kita terapkan prinsip ini dalam sepak bola? Misalnya, apa bedanya dengan pelatih yang memilih bermain dengan cara ultra-defensif, mengunci permainan, bahkan jika itu artinya mengorbankan estetika permainan? Atau, lebih ekstrem lagi, mengapa tidak mencoba taktik sedikit kontroversial, seperti mengerahkan tim cadangan di menit-menit akhir untuk mencuri kemenangan dengan cara yang tak terduga?

Gol Tangan Tuhan, Filosofi "Menghalalkan Segala Cara"

 

Dan kalau kita bicara soal taktik kontroversial, jangan lupakan Maradona dan "Gol Tangan Tuhan". Itu adalah puncak dari filosofi Machiavelli dalam sepak bola. Di lapangan, "tujuan menghalalkan cara" benar-benar diterapkan---terutama jika cara-cara itu menguntungkan.

Apakah pemain perlu khawatir soal keadilan atau moralitas? Tentu saja tidak, asalkan bola masuk ke gawang lawan! Jika kita benar-benar ingin menerapkan teori Machiavelli dalam timnas, mungkin kita bisa mulai dengan "gol tangan timnas", atau setidaknya meminta wasit untuk memberikan kartu merah pada lawan yang mengganggu ritme permainan kita.

Filosofi Sepak Bola Brasil dalam Kedengkian Pola Eropa

Mungkin kita bisa belajar sedikit dari filosofi sepak bola Brasil yang menggabungkan kreativitas, kelincahan, dan sedikit "kecerdikan" yang bisa dilihat sebagai bentuk perlawanan terhadap gaya sepak bola Eropa yang lebih terstruktur. Brasil bermain dengan sentuhan seni dan improvisasi, bahkan jika itu berarti sedikit keluar dari jalur yang sudah ditentukan. Di sisi lain, sepak bola Eropa, dengan pola yang lebih geometris dan disiplin, sering kali dianggap lebih terorganisir dan kaku. Nah, dalam hal ini, Timnas Indonesia bisa memilih pendekatan yang lebih fleksibel, penuh dengan kelincahan dan sedikit "kecerdikan" ala Brasil, namun tetap tidak melupakan pentingnya taktik solid seperti yang diterapkan oleh tim-tim Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun