Dari kasus Tsunami itu, manusia sejatinya  identic kembali diingatkan atau ditantang kemampuan Ipteknya untuk menerjemahkan dan memeta akar penyebabnya. Dari peta dan akar penyebabnya ini, manusia diajak kembali melibatkan Tuhan dalam setiap peristiwa yang menimpanya. Bukan dengan maksud menyalahkan, apalagi mengkambing-hitamkan Tuhan, tetapi mencoba merekonstruksi atau menghhadirkan (membangun) kembali dan menghidupkan "wilayah Tuhan" di dalam diri manusia, masyarakat, dan bangsa, yang sering diabaikan dan bahkan ditinggalkannya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI