Mohon tunggu...
Abdul Wahid
Abdul Wahid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang dan Penulis sejumlah buku

Selanjutnya

Tutup

Money

Memperbanyak Tangan Bercahaya Tuhan

3 Desember 2021   06:45 Diperbarui: 3 Desember 2021   06:57 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh: Abdul Wahid

Pengajar Universitas Islam Malang dan penulis Buku

Teladan dalam cerita yang bisa dijadikan sebagai pijakan,  Kalangan pembelajar sejarah Islam, tentulah paham dengan hikayat kehidupan dan kepemimpinan Nabi Muhammad. Ada banyak Nabi Muhammad SAW ini tipe pemimpin yang suka jalan-jalan menjelajahi kehidupan masyarakat. Beliau bukan hanya ingin berdekatan dan berbaur dengan masyarakat, tetapi ingin melebur dan menjadi bagian sejati dengan dan dalam kehidupan masyarakat. Dan memang sejarah telah menunjukkan, bahwa beliau adalah profil pemimpin dan negarawan yang menjadi milik masyarakat, yang telah melebur menjadi bagian empirik dalam kehidupan masyarakat..

Di zaman Nabi itu,  ada kisah menarik,  suatu ketika Nabi bertemu dengan salah seorang sahabatnya yang sedang bekerja. Sang pekerja ini bersalaman dengan beliau.  Begitu bersalaman, Nabi kaget, sebab ternyata tangan orang ini kasar atau keras sekali.

"ada apa ya rasul Allah"?demikian Tanya sahabat itu melihat kekagetan di wajah Nabi.

"Kenapa dengan tanganmu wahai sahabatku?, Tanya Rasul.

"tanganku menjadi kasar dan keras akibat terus menerus digunakan membelah kayu dan batu", jawab sahabat sambil menundukkan mukanya.

"tidak usahlah merasa malu, karena tangan kasarmu ini sangat disukai oleh Allah SWT. Karena Allah mencintai orang-orang yang mau bekerja keras", demikian penjelasan Nabi.

Mendengar penjelasan junjungannya, sahabat tersebut bukan main gembiranya, karena apa yang dilakukan atau diperbuatnya selama ini ternyata mendapatkan penghargaan yang demikian tinggi di hadapan Tuhan. Apa yang dikerjakan telah berbuah pujian agung dari Tuhannya, tangannya telah menyinarkan cahaya cinta dari Tuhannya.

Dari dialog Nabi dengan sahabatnya  tersebut  dapat diperoleh pelajaran berharga, bahwa Allah SWT memberikan penghargaan atau pemuliaan yang tinggi terhadap manusia-manusia bertipe pekerja keras. Tangan kasar, berhiaskan luka-luka dan  berkeringat, ternyata mendapatkan tempat mulia di sisiNya. Tangan kasar telah melahirkan cahaya atau dari kerja yang menggunakan tangan yang dilakukan manusia, kehormatan  di sisiNya berhasil direbutnya.

Tangan dalam anatomi tubuh manusia merupakan salah satu karunia Tuhan yang besar sekali manfaatnya. Dari tangan, seseorang bisa belajar dan menjalankan aktifitas yang bermakna. Sebaliknya, dengan tangan pula, seseorang bisa memproduk dan menabur perbuatan tercela dan merugikan orang lain.

Tangan adalah karunia Tuhan yang tak ternilai, karena melalui tangan yang diamanahkan olehNya, manusia bukan hanya menyandang status sebagai makhluk mulia (secara fisik) dibandingkan binatang, tetapi juga dapat menunjukkan kreasi dan inovasinya, atau membuktikan bakti (andil) kesejaharannya sebagai wakil Tuhan di muka  bumi (khalifah fil-ardl).

Islam adalah rahmat bagi alam semesta. Kerahmatan Islam ini hanya bisa dinikmati bagi manusia dan makhluk Tuhan lainnya jika manusia mampu menunjukkan kreatifitasnya. Sementara kreatifitas ini baru akan membuahkan hasilnya jika, salah satunya didukung oleh kekuatan tangan. Ketika tangan-tangan digerakkan untuk mencoba dan mencoba, tidak kenal menyerah dalam berusaha, atau rajin dalam kreasi, maka lahirlah perubahan, kesejahteraan, dan kemakmuran.

Barangkali berbagai bentuk pengangguran, apalagi yang bernama "pengangguran intelektual" tidak akan sampai marak dan menjadi ancaman kerawanan sosial jika saja, setiap individu menyadari arti berfungsinya tangan sebagai alat pembaharuan. Kalau mereka ini menyadari makna berfungsinya tangan, tentulah berbagai bentuk penyakit masyarakat yang berpangkal dari rendahnya skill tidak akan sampai terjadi. 

Allah SWT menghargai manusia-manusia yang mau bekerja keras, yang mengerahkan segenap kemampuannya secara fisik maupun fikir untuk menjalankan aktifitas yang menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kemaslahatan diri, anak, isteri, dan masyarakatnya. Tipe pekerjaaan tidak menjadi prioritas di mata Allah, tetapi etos, semangat, kegigihan, dan produktifitas kerjanya.

Tangan akan terbimbing untuk menghasilkan sesuatu yang maslahat bagi manusia ketika kekuatan fikir atau semangat kerja disatukan menjadi nyawayang menggerakkannya. Tangan akan membuktikan dan menyebarkan Islam sebagai rahmatan lil-alamin  ketika manusia tidak membiarkan dirinya mengidap kemiskinan skill, memicu kemauan yang disatukan dengan kemampuan, dengan memanfaatkan nikmat tangan untuk mewujudkan cita-cita mulia dan suci di muka bumi (Imam, 2007).

Kekuatan tangan manusia  sebagai salah satu nikmat Tuhan akan banyak menghasilkan banyak nikmat yang bisa dirasakan setiap manusia atau banyak makhluk Tuhan lainnya,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun