Mohon tunggu...
Abdul Salam
Abdul Salam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Manajemen dan Kebijakan Publik UGM

suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI dan Disiplin Verifikasi

4 November 2023   13:32 Diperbarui: 4 November 2023   14:46 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah cuplikan video yang memperlihatkan Presiden Joko Widodo berbicara bahasa Mandarin viral di media sosial terkhusus Tiktok, Instagram dan Facebook. Video tersebut memperlihatkan Jokowi sedang memberikan pidato di atas podium dengan pakaian yang rapi seperti layaknya kepala negara pada umumnya menggunakan bahasa mandarin dengan sangat fasih layaknya native. 

Video tersebut langsung menggemparkan media sosial dengan berbagai respon dan komentar. Sebagian ada yang mempercayai bahwa video itu benar-benar presiden Jokowi yang fasih berbicara Mandarin, sebagian lagi mempercayai bahwa video tersebut editan. Netizen yang mempercayai video tersebut kemudian mengupload ulang di media sosial mereka salah satunya adalah Tiktok dan Facebook. 

Dalam unggahan nya netizen memberikan judul "seriusan nih..! Pak Jokowi Fasih Banget Bahasa Mandarin.nya, Gak ada Jawa jawanya". Ada juga yang memberikan judul "Baru tahu ternyata Jokowi pandai berbahasa mandarin  sehat selalu pakdhe". Netizen pun ramai ramai mengunjungi unggahan tersebut dengan memberikan komentar seperti "Jokowi cina", "luar biasa", "Pakde aku padamu", "Kerennnnn pak", dan komentar-komentar lainnya. Mayoritas komentar netizen mengarah pada sikap percaya akan kebenaran dari video yang mereka lihat tersebut. Namun hanya sedikit netizen yang memberikan komentar bahwa video yang mereka upload adalah editan dan tidak benar.

Kementerian Komunikasi dan Informatika pun turun tangan untuk memberikan klarifikasi dan kepastian akan kebenaran video yang viral tersebut. Dilansir dari laman resmi Kementerian Kominfo pada Jumat (27/10/2023), video tersebut dinyatakan sebagai disinformasi atau hoaks yang telah diedit sedemikian rupa menggunakan artificial intelligence (AI) deepfake. 

Deefake adalah salah satu kecerdasan buatan (AI) yang dapat digunakan untuk memanipulasi foto, video atau gambar wajah sehingga seolah-seolah mengatakan sesuatu atau melakukan sesuatu padahal semuanya hasil rekayasa AI. Dengan bantuan AI editing video pun semakin smooth dan nampak sangat nyata. Kementerian Kominfo juga menyatakan bahwa video tersebut merupakan hasil editan yang menyesatkan. Media-media berita terpercaya pun berbondong-bondong memberikan penjelasan bahwa video tersebut hoax dan tidak benar.

Viralnya video presiden Jokowi berbahasa mandarin menunjukan sebuah ironi dimana literasi informasi digital masyarakat Indonesia yang sangat rendah tervalidasi. Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bawa munculnya berita berita hoax merupakan akibat dari rendahnya literasi informasi digital. Masyarakat dengan mudahnya mempercayai sesuatu yang belum tentu kebenarannya. Yang lebih parah mereka memposting ulang dengan memberikan bumbu pada postingannya sehingga semakin banyak orang yang terpengaruh dan percaya. 

Disiplin verifikasi dalam masyarakat belum membudaya. Hadirnya AI menjadi sebuah ancaman tersendiri yang dapat mengecoh siapapun tanpa pandang bulu apalagi pada masyarakat dengan literasi informasi digital yang rendah. Dengan bantuan AI batasan editan dan non editan (asli) sudah sangat tipis bahkan hilang. tanpa disiplin verifikasi masyarakat akan terjebak pada berita berita yang kelihatan nya sangat mirip dengan bantuan AI namun pada kenyataannya salah. 

Sehingga orang dengan literasi digital yang rendah akan mudah tertipu dan termakan Hoax. Ketidaktahuan masyarakat akan dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk menyebar berita-berita hoax untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya. apalagi di tahun-tahun politik sekarang ini berita semacam ini akan semakin berseliweran di media sosial.

Disiplin verifikasi menjadi kunci dari perkembangan teknologi dalam hal ini AI yang semakin masif. Disiplin verifikasi merupakan istilah yang populer dalam dunia jurnalistik dimana seorang jurnalis harus melakukan penyaringan terhadap desas-desus, gossip, ingatan yang keliru, manipulasi guna mendapatkan informasi yang akurat. Tujuan utama dari disiplin verifikasi adalah untuk memperoleh kebenaran dan menunjukan fakta yang sesungguhnya. 

Pengujian fakta dalam dunia jurnalis dapat dilakukan melalui berbagai metode,diantaranya menggunakan bantuan internet, melihat media lain, menggali informan, melakukan cover both sides atau multiple sides dan tidak menggunakan sumber anonim yang belum terverifikasi. Ditengah derasnya arus informasi yang ada di masyarakat, disiplin verifikasi bukan hanya kewajiban yang harus dimiliki oleh jurnalis namun juga menjadi kewajiban yang harus dimiliki oleh masyarakat umum. Dengan adanya sikap ini masyarakat akan lebih cerdas dalam memilih dan memilah berita sehingga tidak akan mudah termakan oleh berita yang belum tentu kebenarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun