Sebelum munculnya penyakit yang menyerang udang di tambak didahului dengan adanya perubahan lingkungan secara drastis. Goncangan parameter kualitas air tambak  sebagai pengaruh dari fenomena cuaca ekstrem menjadi penyebab stres bagi udang. Bila hal ini terjadi secara berkelanjutan memberi peluang patogen menyerang inangnya.
Parameter kualitas air tambak penting diperhatikan petambak ketika terjadi fenomena cuaca ektrem seperti suhu air, pH, salinitas dan kelarutan oksigen. Suhu air berpengaruh terhadap pertumbuhan, nafsu makan, oksigen dan metabolisme udang.Â
Suhu optimal untuk budidaya udang adalah 28-32C, Suhu rendah berpengaruh langsung karena dapat menurunkan imunitas sehingga udang gampamg kena penyakit. Itulah sebabnya setelah turun hujan biasanya ditemukan udang menepi di sisi pematang karena stres akibat perubahan suhu secara mendadak. Jika terjadi perubahan suhu pada tambak tradisional tindakan yang dilakukan petambak adalah ganti sebagian air tambak.
Derajat keasaman atau pH air tambak berpengaruh pada metabolisme dan kondisi fisiologi udang. Air hujan kadar alkalinitas rendah salah satu faktor penyebab turunnya pH air tambak. Kisaran pH optimal untuk air tambak adalah 7-8,5. Fluktuasi pH siang melebihi 0,5 dapat menyebabkan udang stres. Agar fluktuasi pH tidak terlalu signifikan maka dapat dilakukan pengapuran, mempertahankan komunitas bakteri dan fitoplankton.
Untuk mengantisipasi dampak kerugian dari perubahan cuaca maka pembudidaya lebih waspada dengan melakukan perbaikan pematang tambak, melakukan panen jika umur udang sudah siap panen. Kalaupun terpaksa masih ada petambak melakukan penebaran sebaiknya padat tebar dikurangi dari jumlah tebaran pada musim sebelumnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI