Sebuah renungan tentang masa depan bumi, dimana banyak hal yang disebabkan oleh
tangan manusia baik secara sadar maupun tidak. Buah karya manusia ini berupa kerusakan alam
yang telah menjadi isu global dan sangat memprihatinkan. Kerusakan alam yang dihasilkan berupa
deforestasi hingga pencemaran, kondisi ini bukan hanya berimbas pada kehidupan manusia namun
juga pada kondisi alam yang seharusnya tidak bertanggung jawab terhadap keadaan ini. Alam
menjadi korban dampak buruk aktivitas manusia terhadap lingkungan. Keegoisan manusia dan
ketidaksadaran bahwa kondisi ini juga akan berimbas pada generasi mendatang. Kemudian dari
berbagai bentuk kerusakan alam yang diakibatkan oleh manusia dan bagaimana kita dapat
mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Bentuk kerusakan alam yang bisa dilihat pada saat ini adalah deforestasi. Berdasarkan data
yang diberikan oleh Kementrian lingkungan hidup dan kehutanan menunjukkan bahwa deforestasi
hutan di Indonesia pada tahun 2021 hingga 2022 mencapai 89,1 %. Kondisi miris ini disebabkan
oleh ambisi manusia untuk memperkaya diri dengan membuka hutan sebagai lahan pertanian,
industri, perkebunan dan pemukiman. Keadaan ini membuat hilangnya rumah alami bagi berbagai
spesies hewan, dan terjadinya penurunan keanekaragaman hayati. Hewan-hewan langkah yang
seharusnya dilindungi menjadi korban keserakahan manusia, mereka bukan hanya kehilangan
tempat tinggal namun juga menjadi objek perburuan.
Masalah kedua adalah pencemaran oleh ulah manusia, pencemaran ini terjadi baik di udara,
darat maupun perairan. Pencemaran yang terjadi memberikan efek yang sekarang dapat kita
rasakan, misalnya pencemaran udara yang dihasilkan dari aktivitas industri, dan penggunaan bahan
bakar fosil. Emisi gas yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil akan menyebabkan efek rumah kaca
atau pemanasan global. Efek ini menciptakan kondisi iklim di bumi yang mulai tidak stabil
sehingga mengganggu keseimbangan alam. Bumi akan semakin memanas karena menumpuknya
karbon dioksida di udara, kualitas udara juga menurun yang menyebabkan berbagai penyakit pada
manusia.
Pencemaran ini tidak berhenti hanya di udara namun juga pada lingkup air dan tanah.
Limbah yang dihasilkan manusia dari hasil industri, pertanian, dan rumah tangga seringkali
dibuang secara langsung ke lingkungan tanpa adanya filterisasi dan pengolahan. Kondisi ini
memberikan efek pencemaran yang akan mengancam kehidupan organisme darat maupun air.
Peraturan menteri nomor 6 tahun 2021 tentang tata cara pengolahan limbah banyak yang tidak
dijalankan oleh pengelolah beberapa perusahaan. Bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan
logam berat banyak yang dibuang secara langsung kedalam sungai maupun laut sehingga dapat
terakumulasi dalam rantai makanan dan berdampak buruk pada kesehatan manusia maupun
ekosistem.
Kondisi lain adalah pencemaran plastik, dimana plastik akan menjadi masalah paling serius
karena susah terurai secara alami. Kondisi ini diperparah dengan pengelolaan sampah yang buruk
oleh manusia, banyak manusia yang menggunakan plastik secara berlebihan dan membuang sampah plastik secara langsung tanpa dilakukannya daur ulang. Sampah plastik memerlukan waktu
hingga ratusan tahun untuk dapat terurai dengan sempurna sehingga sampah plastik yang tidak
terurai akan menumpuk di lautan dan menjadi ancaman bagi hewan-hewan laut. Hewan laut seperti
penyu dan ikan seringkali memakan plastik, yang dapat menyebabkan kematian. Sampah plastik
yang sudah terurai akan menjadi mikroplastik, hal ini juga akan memberikan dampak lain bagi
kondisi alam, Mikroplastik yang sudah mencemari air dan makanan secara terus menerus akan
memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Keserakahan manusia tidak berhenti dengan deforestasi dan pencemaran saja, namun juga
pada aktivitas pertambangan. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, seperti
penambangan, pengeboran minyak, mengakibatkan kerusakan habitat dan penipisan sumber daya.
Penambangan sering kali dilakukan secara besar-besaran tanpa memperhatikan kondisi alam dan
amdal. Penambangan emas misalnya, sering kali menggunakan merkuri yang mencemari sungai
dan tanah, merkuri juga akan memberikan efek buruk pada kesehatan manusia. Kondisi ini jika
diteruskan akan sangat membahayakan terhadap ekosistem dan kondisi generasi manusia
kedepannya. Perlu adanya penanganan untuk mengatasi buah karya manusia saat ini.
Untuk mengatasi masalah alam yang disebabkan manusia semua elemen harus terlibat dan
diperlukan pemantauan yang berkelanjutan. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain
adalah penerapan peraturan dan kebijakan tegas dari pemerintah untuk melindungi semua elemen
lingkungan. Pemantauan dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
lingkungan juga merupakan langkah yang dapat diambil untuk mencegah kerusakan alam.
Kolaborasi dengan teknologi pada masa industri 5.0 saat ini adalah salah satu inovasi yang
diperlukan untuk menjaga alam, seperti penerapan pengelolaan sampah cerdas, pemanfaatan energi
terbarukan dan ramah lingkungan. Bahan bakar fosil sudah seharusnya digantikan dengan
teknologi cerdas dan ramah lingkungan seperti pemanfaatan energi matahari, air, dan angin.
Daur ulang dan sampah plastik dan menggunakan produk-produk kemasan ramah
lingkungan menjadi solusi pengurangan limbah plastik pada lingkungan. Kebiasaan masyarakat
juga perlu dirubah dengan meningkatkan SDM melalui pendidikan. Masyarakat harus didorong
untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan, seperti mengurangi penggunaan plastik
sekali pakai, menggunakan transportasi umum, dan memanfaatkan pertanian berkelanjutan.
Kerusakan alam yang disebabkan oleh manusia adalah tantangan besar yang memerlukan
tindakan segera dan kolektif. Dengan memahami dampak dari aktivitas kita dan mengambil
langkah-langkah konkret untuk melindungi lingkungan, kita dapat memastikan keberlangsungan
bumi dan warisan alam yang sehat bagi generasi mendatang. Mari kita bersama-sama menjaga bumi ini, satu tindakan kecil kita hari ini dapat membuat perbedaan besar di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H