Ghozwul Fikri bukan sekedar perang biasa, melainkan perang yang secara matang harus kita persiapkan dan memerlukan perencanaan matang dalam melawan pemikiran pemikiran musuh kita, dan salah satu cara untuk melawanya yaitu menjaga pikiran karna pikiran akan mempengaruhi perubahan selain itu kita juga harus mendaktkan diri terhadap allah swt,”Ucap Hikmal, salah satu seorang peserta pada agenda diskusi islam santay (DIS) yang di selenggarakan oleh Organisasi Eksteral Kampus yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), tempatnya di Sekretariat PMII pada sabtu malam (22/06/2024).
Pamantik pada agenda Diskusi Islam Santay tersebut iala, Abdul Rouf, yang menjelaskan bahwa Ghozwul fikri adalah cara atau bentuk penyerangan yang senjatanya berupa pikiran, tulisan, ide-ide, teori, argumentasi, dan propaganda. Namun demikian ghazwul fikri tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari metode perang yang bertujuan untuk memurtadkan kaum muslimin dari agamanya, jika tidak tercapai, setidaknya mendangkalkan keagamaan seseorang atau masyarakat.
“Ghozul Fikri menyerang cara berfikir kita terhadap suatu hal, bahkan masuknyapun begitu halus sehingga umat islam sendiri pun tidak menyadarinya”, imbuh Rouf
Salah satu peserta pada agenda DIS, Nita Silvia, mengatakan bahwa belajar tentang Ghozwul Fikri ini harus kita pelajari agar kita bisa terhindar maupun mengindari Ghozwul Fikri tersebut. Nita Silvia ini mengatakan, “Selama ini aku hanya mempunyai sebuah Gambaran terkait Ghozwul Fikri Dimana negara-negara barat itu secara tidak langsung memanfaatkan bangsa Indonesia. Namun semakin kesini lebih tepatnya barat menyerang islam dengan melalui metode maupun sarana Ghozwul Fikri.
Dalam agenda tersebut, Rouf, yang pernah Pesantren Al-Haramain Du’we Pote yang terlatak di Kota Sampang jawa timur, menjelasakan bahwa ada banyak contoh dari Ghozwul Fikri dalam kehidupan sehari-hari, melalui Pendidikan, Sejarah, Ekonomi, Bahasa,dan media massa.
“Contoh yang paling nyata dalam kehidupan kita misalnya di sinetron. Di sinentron tersebut ada seorang Tokoh Perempuan sholihah yang tersakiti berkali-kali seolah olah ia tidak pernah belajar dari kesalahanya,” pungkasnya yang disambut oleh tawa peserta agenda DIS. Hal ini, menurut Rouf, merusak pemahaman orang terhadap keshalihan seorang Muslimah tersebut.
Kemudian salah satu peserta pada agenda DIS, Fitria, memberikan contoh dari Ghozwul fikri berdasarkan pengalaman pribadinya. Fitria yang sehari-harinya menggunakan krudung dengan model bulat, bercerita,”Aku pernah dilirik salah satu dosen di kampus, kesanya dosen tersebut tidak suka dengan penggunaan krudung model bulat (Phasmina inner).”
Lain halnya dengan Nadya yang saat ini dia sedang mempuh Pendidikan di bidang Kesehatan. “Di zaman sekarang banyak yang kena penyakit HIV. Bukan preventif yang dijadikan Solusi, melainkan kontrapeksi yang diberikan pada remaja. Padahal islam sudah mengajarkan kita untuk jangan mendekati zina,” Ucapnya.
Terlepas bagaimana respon umat islam dalam menyikapi perang pemikiran ini, Rouf menuturkan bahwa umat islam harus memberikan perlawan. “Jika belum bisa melalui ayat Al-Qur’an, nisa menyampaikan dengan Sirah Nabawiyah atau Sejarah yang memnag terjadi dan fakta. Maka kita juga harus perluas ilmu kita,” ujarnya Rouf menambahkan,”muslim yang menang dalam Ghozwul Fikri akan menjadi terhormat, sementara yang kalah akan menjadi budak.”
Nadya menyadari bahwa perang pemikiran ini merupakan dinamika social yang belum banyak disadari oleh ummat islam. “ padahal ( perang Pemikiran) ini penting untuk meberikan beril pada diri kita sendiri.
Rouf juga menambahkan, Terjadinya Ghozwul Fikri dalam kehidupan kita itu disebabkan, sarna yang dilalui Ghozwul Fikri inilah yang membuat kita seolah-olah tidak sadar akan hal tersebut yang tadi sudah dijelaskan mulai dari media,Bahasa,Pendidikan,sinentron dll. Yang tanpa kita sadari distulah terjadinya Ghozwul Fikri kedalam hidup kita.
Ada beberpa cara yang harus kita terapkan untuk melawan/terhindar dari Ghozul Fikri di antaranya
- Jagalah Pikiran karna pikiran akan mempengaruhi perbuatan
- Jagalah Perbuatan karna perbuatan akan membentuk kebiasaaan
- Bentuklah Kebiasaan karna kebiasaan akan mempengaruhi sifat
- Bangulah Sifat karna sifat akan membentuk karakter
- Bentuklah karakter karna karakter akan menentukan nasib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H