Oleh : Abdul Rouf
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Bandung
Dalam perjuangan seorang mahasiswa untuk melanjutkan generasi kedepan dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa, kita tidak akan jauh dengan ilmu pengetahuan melalui lingkungan pendidikan sebagai wadah munculnya generasi-generasi berkemajuan. Bagaimana pun kita tidak akan jauh dengan namanya gerakan literasi untuk menciptakan ide dan gagasan di ranah seorang mahasiswa untuk sampai adanya perubahan kepada Masyarakat.
Dalam situasai pandemi sekarang ini semua aktifitas termasuk dunia pendidikan, harus dilakukan secara daring di rumahnya masing masing . Maka peran penting bagi mereka para Mahasiswa diseluruh dunia disebut sebut sebagai agen of change dalam dunia intelektual dengan Kontribusi yang tidak ada matinya dengan berbagai arah untuk kemajuan bangsanya.
Segala bentuk perjuangan kita untuk mencerdaskan generasi kedepan bukan hanya memberi Konsep pemikir dan lupakan begitu saja. Selama pandemi belum usai kita harus kuat dan memberikan kebermanfaatan di tambah sebagai peran penting sikap keteladan dalam ranah Keluarga, tetangga, sahabat sampai masyarakat secara luas.
Melalui luasnya wawasan untuk memberikan perkembangan yang maju di era milenial ini yang serba serbi bisa dilakukan hanya dengan sentuhan jari saja. Seorang penulis Timur tengah juga penghafal quran dan ribuan hadist Dr Aidh Alqrani dalam ungkapannya "Keengganan untuk belajar adalah penjara bagi lisan, kungkungan terhadap nilai pribadi, kebekuan untuk hati, kerusakan bagi otak, kamatian bagi kepribadian , kelesuan ditengah perjalanan meraih pengetahuan dan kekeringan bagi pikiran".
Bagaimana pun Keadaan zamannya ingatlah, membaca dan menulis bagian dari utuhnya sebuah ilmu pengetahuan di muka bumi ini. Ketika anda mempunyai cita-cita besar tidak cukup hanya di indahkan dengan kata kata atau ucapan saja, bahkan hanya diimpikan dengan khayalan semata. Tetapi harus sungguh-sungguh dijalani dengan penuh kesabaran, keteguhan, perjuangan dan pengorbanan begitulah sunatullohnya.
Kita lihat apa yang pernah dilakukan Para ulama imam mazhab terkemuka di muka bumi ini terlebih dalam dunia islam, Imam Ahmad bin hanbal Rahimullah misalnya pernah di bicarakan oleh Imam Adz-dzahabi bahwa imam ahmad Rahimullah mampu menghafal satu juta hadist nabi SAW, kendatipun kondisi dirinya fakir, lapar dan berada dalam himpitan hidup serta dengan seorang diri beliau mampu menjelajahi dunia. Masyaallah perjuangan dan pengorbanan seorang ulama besar tidak pernah lelah untuk mencari, menelaah dan menulisnya bagaimana luasnya sebuah ilmu pengetahuan.
Sehingga peran buku yang di cap sebagai gudangnya ilmu, sudah menjadi keharusan agar kita tidak jauh untuk mendalami sebuah pengetahuan untuk di hayati dan di cerna dalam pikiran kita hingga muncul gagasan yang di tuangkan dalam aksi nyata dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Kita lihat lagi apa yang dilakukan imam Asy-syafii Rahimullah ketika tiba waktunya membaca buku, beliau menutup halaman buku sebelah kiri agar matanya bisa berkonsentrasi dengan baik untuk menghafal halaman bagian kanan, Kisah ini ada dalam tulisan buku masyarakat islami (idaman)hal: 356, yang dituliskan oleh syaikh Dr.Aidh Alqarni.
Membaca menjadi bukti nyata keberlangsungan gagasan yang begitu luas untuk di tuangkan dalam aktivitas dalam setiap perjalanan hidup, terlebih bagi kita sebagai anak muda yang peduli. Mahasiswa yang akan menjadi peran penting utuhnya negara kesatuan republik indonesia serta di jauhkan dari paham-paham yang menghancurkan bangsanya sendiri.