Mohon tunggu...
KKN 08 Tempursari
KKN 08 Tempursari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Kegiatan keseharian Masyarakat Tempursari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bisnis Menggiurkan, Omset Rp 550.000 per Hari

26 Oktober 2022   05:01 Diperbarui: 26 Oktober 2022   05:07 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu Srinatun merupakan seorang wanita paruhbaya yang berusia 59 tahun. Beliau mempunyai dua anak yang keduanya berada di perantauan tepatnya di pulau Kalimantan. 

Saat ini beliau hanya tinggal bersama seorang cucunya yang bernama Chika (11 tahun) siswi kelas 5 MI Islamiyah Tempursari, sebab suaminya telah meninggal sejak kurang lebih tiga tahun yang lalu. 

Dalam kesehariannya beliau berprofesi sebagai seorang penjual makanan siap saji yakni kuah lodeh di pasar Tempursari sejak 10 tahun yang lalu.

Di sore hari Bu Sri memasak kuah lodeh yang berisi tewel atau nangka muda dan Manisa, bu Sri juga Menyiapkan beberapa kuah lodeh yang masih kosong yang nantinya pada jam 02.00 dini hari akan diisi dengan daun singkong, genjer dan lompong atau batang ubi talas.

Selain kuah lodeh Bu Sri juga menjual kuah bening seperti sop. Bu Sri juga menjual ikan pelas dan sambal terong ikan asin serta menjes atau ampas tahu yang dicampur dengan ikan.

Dalam setiap harinya Bu Sri dibantu oleh ibu Siti Marhamah yang memiliki keahlian dalam bungkus membungkus, dengan upah Rp. 450.000 per bulan. Dan ibu Suliana sebagai ojek ke pasar dengan upah Rp. 400.000 per bulan.

Bu Sri berangkat ke pasar jam 05.30 pagi dan pulang pukul 07.00 - 08.00 WIB dengan membawa 130 bungkus kuah lodeh, sambal terong dan sop dan 40 bungkus ikan pelas. Terkadang Bu Sri juga menjual nasi goreng tiwul(25 bungkus) yakni nasi putih yang dicampur dengan singkong atau tiwul yang kemudian dibumbui sebagaimana nasi goreng pada umumnya. 

Harga masakan Bu Sri cukup terjangkau, untuk nasi goreng tiwul hanya Rp. 5000 per porsinya lalu setiap bungkus kuah lodeh, sop, dan sambal terong dijual dengan harga Rp. 2500 sedangkan harga ikan pelas hanya Rp. 2000. Selain Karena harganya yang 

murah rasa yang begitu melegenda dan dengan mempertahankan metode pemasakan tradisional(tungku) membuat kuah lodeh Bu Sri sangat diminati oleh masyarakat se Kecamatan Tempursari.

Menurut penuturan Bu Sri saat beliau tiba di pasar beliau tidak perlu susah mencari pelanggan karena sudah ada 12 welijo atau penjual sayur keliling yang selalu menanti dagangan Bu Sri. 

Namun terkadang juga dagangan Bu Sri masih tersisa, apabila salah satu pedagang sayur keliling tersebut sedang tidak berjualan sehingga Bu Sri harus menunggu beberapa saat agar dagangannya dibeli oleh pelanggan lain.

Dalam satu hari omset kotor Bu Sri tidak kurang dari Rp. 550.000 dengan modal awal Rp. 300.000. Omset sekian ini tentulah sangat besar sebab untuk sayur Bu Sri  bisa mencari di ladang, seperti daun singkong dan lompong. 

Terkadang pula ada yang menawarkan tewel atau nangka muda dan manisa kepada Bu Sri untuk dibeli.

Sedangkan untuk bahan santan biasanya Bu Sri memanfaatkan buah Kelapa Gading yang tumbuh subur di belakang rumah. hanya manisa, terong, ikan asin, dan ikan tongkol juga beberapa bumbu masakan seperti bawang merah, bawang putih, bawang prei, kemiri, kunyit, serai, daun jeruk, dan cabai saja yang harus dibeli dipasar usai menjajakan dagangan. 

Sedangkan untuk bulan puasa Bu Sri berjualan di sekitar Polsek menggunakan tenda semi permanen 3 meja dengan harga sewa Rp. 25.000 sehari. 

Dibulan puasa ini Bu Sri memasak dari pagi sekitar pukul 06.00 dan berangkat ke lokasi pada pukul 02.00 siang dengan dibantu oleh dua pekerja ibu Siti Marhamah dan ibu Mut dengan upah masing-masing sebesar Rp. 750.000 per bulan.

Biasanya Bu Sri juga dipercaya oleh pedagang lain untuk menjualkan dagangannya baik berupa lauk-pauk maupun takjil seperti kolak dan kue. Untuk 1 bungkus lauk mendapatkan laba Rp. 1000, sedangkan untuk 10 bungkus kue mendapatkan laba Rp. 2000. 

Dalam se bulan puasa Ini dalam satu hari Bu Sri bisa mendapat omset sebesar 3 juta rupiah dengan hasil bersih tidak kurang dari Rp. 1000.000. Dengan keuntungan sekian Bu Sri sudah bisa mencukupi kesehariannya tanpa harus bergantung pada kiriman dari anak-anaknya yang merantau.

Dari kisah Bu Sri di atas kita bisa mengambil pelajaran agar selalu menggali potensi diri yang ada tanpa harus mendengarkan ejekan atau nyinyiran orang lain. Tidak pernah minder terhadap kemampuan kecil yang kita miliki karena terkadang kemampuan kecil yang kita miliki bisa bermanfaat besar bagi orang lain. 

Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 66 yang artinya "Dan sesungguhnya kalau mereka mengamalkan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan mereka."

Tim Media KKN 2022 Desa Tempursari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun