Kebijakan FOLU (Forestry, Other Land Use) Net Sink Indonesia merupakan salah satu strategi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menanggulangi pemanasan global. Hal ini dikarenakan:
1. Penyerapan Karbon
Indonesia memiliki banyak lahan gambut dan hutan yang berperan sebagai penyerap karbon. Dengan mengelola lahan ini secara berkelanjutan, Indonesia dapat mempertahankan atau meningkatkan kapasitasnya sebagai net sink karbon, yaitu menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskan.
2. Pengendalian Deforestasi dan Degradasi Hutan
Kebijakan ini dapat membantu mengurangi tingkat deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia. Deforestasi dan degradasi hutan adalah penyebab utama emisi karbon dari perubahan penggunaan lahan.
3. Dukungan Terhadap Pengembangan Berkelanjutan
FOLU Net Sink juga mendorong pengembangan pertanian berkelanjutan dan pemanfaatan lahan yang ramah lingkungan, seperti agroforestri dan praktik pertanian berbasis konservasi. Hal ini dapat meningkatkan ketahanan pangan dan sumber daya alam sambil mengurangi tekanan terhadap hutan primer.
    Namun demikian, kebijakan ini bukanlah solusi tunggal untuk mengatasi pemanasan global. Diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor dan inisiatif, termasuk pengurangan emisi dari sektor energi, transportasi, dan industri.
Kebijakan-Kebijakan FOLU Net Sink Indonesia
    Kebijakan FOLU (Forestry, Agriculture, and Other Land Use) net sink di Indonesia berkaitan dengan upaya untuk menjaga atau meningkatkan kapasitas negara dalam menyerap karbon melalui sektor kehutanan, pertanian, dan penggunaan lahan lainnya. Indonesia memiliki potensi besar sebagai penyerap karbon melalui hutan dan lahan basahnya.
Beberapa kebijakan yang terkait dengan FOLU net sink di Indonesia antara lain:
1. Pengelolaan Hutan
Melalui program pengelolaan hutan berkelanjutan (PHBM) untuk menjaga kelestarian hutan serta menanam kembali hutan yang telah terdegradasi.
2. Restorasi Lahan
Upaya rehabilitasi lahan gambut dan lahan kritis lainnya yang telah terdegradasi untuk meningkatkan kemampuan menyerap karbon.
3. Perkebunan Berkelanjutan
Promosi untuk pertanian berkelanjutan dan perkebunan yang memperhitungkan aspek pelestarian lingkungan termasuk dalam menyerap karbon.
4. Kebijakan Internasional
Keterlibatan dalam kerangka kerja internasional seperti Program Reduksi Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD+) untuk memperoleh insentif dalam menjaga kelestarian hutan.
5. Pendekatan Multi-Sektor
Integrasi kebijakan FOLU net sink ke dalam berbagai sektor ekonomi dan lingkungan lainnya untuk mendukung pengurangan emisi dan penyerapan karbon secara holistik.
     Upaya untuk meningkatkan FOLU net sink di Indonesia tidak hanya penting untuk mengurangi emisi karbon global tetapi juga untuk menjaga keanekaragaman hayati dan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H