Salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan pendidikan adalah tercapainya target pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dicanangkan didalam visi dan misi pendidikan. Untuk mencapai hal ini, maka Kementerian Pendidikan Nasional beserta para pakar yang ada didalamnya merumuskan sebuah kurikulum dari mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Yang mana kurikulum ini bersifat nasional dan dinamis, senantiasa mendapatkan perbaikan demi perbaikan dan juga  penyempurnaan demi penyempurnaan untuk menjawab tantangan zaman yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu.
(Mengutip dari laman resmi Garuda Kendikbud dan Itjen Kemendikbud) sejak merdeka sampai hari ini, Indonesia tercatat telah mengubah ataupun mengupdate kurikulumnya sebanyak 12 kali. Dengan perincian sebagai berikut :
1. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947)
2. Kurikulum Rencana Pendidikan (1964)
3. Kurikulum Sekolah Dasar (1968)
4. Kurikulum PPSP (1973)
5. Kurikulum Sekolah Dasar (1975)
6. Kurikulum 1984 (CBSA)
7. Kurikulum 1994
8. Kurikulum 1997
9. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK Â Â Â Â Â 2004)
10. KTSP ( 2006)
11. Kurikulum 2013/K 13/ Kurtilas
12. Kurikulum Merdeka (MBKM 2022 Â Â Â Â Â Â Â Â Â sampai sekarang)
Prof. Dr. Abdul Mu'ti salah seorang menteri yang baru saja dilantik  pada tanggal 21 Oltober 2024 sebagai Mendikdasmen (Menteri pendidikan dasar & menengah) didalam kabinet Prabowo-Gibran, membuat gebrakan dengan memunculkan  istilah "Deeplearning". Bagi sebagian orang istilah ini cukup asing, padahal kata beliau istilah Deeplearning sudah ada sejak tahun 1995 dan sudah diterapkan di Australia.
Ketika ditanya apakah Deeplearning ini adalah next kurikulum yang akan menggantikan Kurikulum Merdeka, dengan tegas beliau membantah. Bahwasannya "Deeplearning itu bukan Kurikulum, tapi pendekatan belajar," ujarnya usai acara 'Pak Menteri Ngariung' dihalaman Kantor Badan Bahasa,Jakarta.(Sebagaimana diberitakan Antara,Sabtu 9/11/2024).
Prof. Abdul Mu'ti menegaskan, Kemendikdasmen kini masih mengkaji kurikulum pendidikan yang akan diterapkan di Indonesia. Meski begitu beliau memastikan bahwa belum ada keputusan untuk mengganti Kurikulum Merdeka Belajar yang diterapkan oleh Menteri sebelumnya yaitu Mendikbudristek Nadiem Makarim.
"Belum ada keputusan soal itu, yang saya sampaikan adalah soal pendekatan belajarnya," tegasnya. (Dikutip dari TribunKaltim.com)
Apa itu Deeplearning ?
Menurut Kamus Cambridge, Deeplearning atau pembelajaran mendalam adalah cara untuk mempelajari sesuatu sehingga memahami hal itu sepenuhnya dan tidak akan melupakan pembelajaran tersebut.
Dalam segi komputasi, Deeplearning adalah sejenis pembelajaran mesin atau proses komputer meningkatkan kemampuan untuk melakukan tugas dengan menganalisis data baru yang menggunakan banyak lapisan pemrosesan data.
Sedangkan menurut Catherine McAuley Collage, Deeplearning membuat pelajar mampu berfikir kritis,komunikasi serta bekerja dengan orang lain secara efektif disesuaikan mata pelajaran. Karakter pembelajaran ini fokus mencari konsep memecahkan masalah, aktif berinteraksi, menggabungkan berbagai modul belajar dan menerapkan pembelajaran kedalam kehidupan nyata.
Tiga pilar utama metode pembelajaran Deeplearning, yaitu :
1. Mindfull learning (pembelajaran berdiferensiasi / memperhatikan kondisi & kebutuhan siswa)
2. Meaningfull learning (Pembelajaran bermakna / menghubungkan teori dengan kehidupan dunia nyata)
3. Joyfull learning (Pembelajaran menyenangkan)
Ketiganya merupakan trio maut yang apabila dalam pelaksanaannya dibawakan dengan menggunakan komunikasi yang efektif antara guru dengan murid maka akan menghasilkan daya ledak yang luar biasa.
Berikut ini adalah beberapa contoh teknik atau metode komunikasi efektif yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran :
a. Teknik Komunikasi Persuasif
b. Teknik Komunikasi Informatif
c. Teknik Komunikasi KoersifÂ
d. Teknik Komunikasi Pervasif
e. Teknik Komunikasi Instruktif
f. Teknik Komunikasi Hubungan             manusiawi (Human relations)
Untuk mencapai target pembelajaran yang proporsional & ideal, maka harus dikombinasikan antara kurikulum atau metode pengajaran dengan teknik komunikasi yg efektif antara guru dengan murid ataupun dengan unsur-unsur kependidikan yang lainnya. Kesemuanya harus bisa saling bersinergi dan saling berkolaborasi dalam proses pembelajaran, guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran, sangat bergantung kepada efektifitas proses komunikasi antara guru dengan murid dalam kegiatan belajar & mengajar. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, tenaga pendidik harus memahami konsep dasar ilmu komunikasi, tujuan dan fungsi komunikasi, komponen komunikasi juga yang tidak kalah pentingnya adalah penguasaan terhadap komunikasi pendidikan itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H