Mohon tunggu...
Sandi
Sandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Don't give up, keep trying

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Pembelajaran Pesantren : Ilmu dan Keberkahan Ilmu

21 Juni 2024   13:30 Diperbarui: 21 Juni 2024   17:05 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Dalam dunia pesantren, ilmu dan ahli ilmu mendapatkan kedudukan yg istimewa, hal ini dikarenakan ilmu dapat mengantarkan seseorang kepada kebaikan dan kemuliaan didunia maupun diakhirat. Imam AS Syafi'i Rah. 'alaih berkata:

"Barang siapa menginginkan (kebaikan/kemuliaan) dunia, maka hal itu bisa dicapai dengan ilmu. Barang siapa menginginkan (kebaikan/kemuliaan) akhirat, maka hal itu bisa dicapai dengan ilmu. Dan barang siapa menginginkan keduanya (kebaikan/kemuliaan dunia & akhirat), maka hal itu bisa dicapai dengan ilmu". Selain itu seseorang yang beriman dan berilmu akan mendapatkan derajat yang tinggi disisi Allah SWT , hal ini sesuai dengan firman-NYA:

"Allah akan mengangkat/ meninggikan (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat"(Al-Mujadilah: 11).

Selain motivasi untuk menuntut ilmu, dalam dunia pesantren juga ditekankan tentang pentingnya menjaga adab kepada guru yang telah mengajarkan ilmu.Ada tiga hal yang dapat mengantarkan seseorang kepada ilmu dan keberkahan ilmu, yaitu taqwa,tawadhu & adab.

          Hal pertama yang menjadi pintu masuknya ilmu yang barokah adalah taqwa. Allah SWT berfirman :

"Dan bertakwalah kamu kepada Allah, maka Allah SWT akan memberikan pengajaran (ilmu) kepadamu"(Q.S. Al Baqoroh : 282).

Ketaqwaan disamping menjadi sebab masuknya ilmu, juga dapat menguatkan kefahaman akan ilmu itu sendiri . Allah SWT berfirman :

"Jika kalian bertaqwa kepada Allah SWT, maka DIA akan memberikan furqon" ( Q.S. Al Anfal : 29) 

Furqon adalah anugerah dari Allah SWT, berupa kefahaman (kemampuan) untuk membedakan antara yang haq dan batil, sehingga dengan rahmat-NYA dia diberikan kekuatan untuk berpegang kepada yang haq dan terhindar yang batil.

         Kemudian pintu ilmu yang kedua adalah tawadhu. Tawadhu (rendah hati) merupakan lawan dari sifat sombong. Jika kita ingin mendapatkan ilmu, maka buanglah jauh-jauh sifat angkuh dan sombong, karena ilmu itu seperti air, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Perumpamaan agama yang aku diutus Allah 'azza wajalla dengannya, yaitu berupa petunjuk dan ilmu ialah bagaikan hujan yang jatuh ke bumi." (HR. Muslim: 2282). Sebagaimana sifat air yang selalu menghindari tempat yang tinggi, demikian juga dengan ilmu. Dia tidak akan mau mendekat kepada orang yang merasa dirinya tinggi (sombong). Sebagaimana kata seorang penyair:

 "Ilmu akan menghindar dari pemuda yang merasa dirinya tinggi. Seperti aliran air yang selalu menghindari tempat yang tinggi". Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin mengomentari bait syair ini: "Seorang yang merasa dirinya tinggi tidak akan mungkin memperoleh ilmu, karena ilmu akan selalu menghindar darinya seperti aliran air yang selalu menghindar dari tempat yang tinggi karena tempat tersebut selalu menyingkirkan aliran air ke kanan atau ke kiri dan tidak mau menetap diatasnya. Demikian pula ilmu tidak mungkin menetap bersama kesombongan dan keangkuhan dan terkadang ilmu tercabut karena kesombongan tersebut." (Kitabul Ilmi: 54) 

Maka pantaslah Imam Mujahid rahimahullah mengatakan:

"Tidak akan mendapatkan ilmu seorang yang pemalu dan seorang yang sombong." (Shahih Bukhari hal: 34, cet. Darus Salam, Riyadh). Oleh sebab itu, pahamilah betul-betul bahwa keselamatan hanya bisa digapai dengan ilmu agama dan ilmu agama itu hanya bisa digapai dengan hati yang tawadhu'. Buang jauh-jauh sifat sombong karena ilmu agama tidak akan mau bersama orang yang sombong.

         Adapun pintu ilmu yang ketiga adalah adab. Sudah menjadi tradisi di Pondok- Pondok Pesantren, hal pertama yang diajarkan kepada santri-santrinya adalah pelajaran tentang adab (akhlaq). Hal ini dikarenakan adab adalah merupakan penyempurna dari ilmu itu sendiri. Ustadz Adi Hidayat pernah mengatakan "Ilmu itu bersanding dengan adab. Jika adab disempurnakan,maka ilmu akan sempurna menyertainya". Seseorang yang menjalankan adab dalam hidupnya berarti dia telah mengamalkan ilmunya dan seseorang yang mengamalkan ilmunya maka Allah SWT akan menambahkan lagi ilmu pengetahuan kepadanya. Nabi SAW bersabda:

 "Barang siapa mengamalkan ilmunya, maka Allah akan menganugerahkan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya." (Hadist ini disebutkan oleh al-Ghazali di dalam Ihya 'Uluumuddiin (1/160), dan Abu Nu'aim di dalam Al-Hilyah (10/14-15).

          Dikalangan santri dalam dunia pesantren ada ungakapan yang dikenal dengan istilah"tabarruk". Istilah ini dikalangan masyarakat umum lebih familiar dengan sebutan "ngalap berkah"yang artinya mencari atau mengharapkan barokah. Jadi dalam belajar para santri tidak hanya mencari teori ilmu semata-mata, tapi lebih dari itu mereka juga mencari serta mengharapkan barokah atas ilmu yg telah mereka pelajari. Dan barokah itu akan didapatkan apabila menyertakan ketakwaan, ketawadhuan dan menjaga adab ketika menjalani prosesnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun