Cedera otak berat dapat menyebabkan terbentuknya kantung darah di antara otak dan tengkorak. Hematoma subdural terjadi di antara otak dan lapisan keras otak (dura mater), sementara hematoma epidural terjadi di antara lapisan tengkorak dan dura mater.
3. Infeksi Otak
Pada beberapa kasus, cedera otak berat dapat membuka jalan bagi bakteri atau virus masuk ke dalam jaringan otak, menyebabkan infeksi yang berbahaya.
4. Epilepsi
 Cedera otak berat meningkatkan risiko terjadinya epilepsi, yaitu gangguan neurologis yang ditandai dengan serangan kejang berulang.
Penanganan Cedera Otak Berat
Penanganan cedera otak berat memerlukan perhatian medis segera. Tim medis akan melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk pemeriksaan fisik, tes pencitraan seperti CT scan atau MRI, dan skala kesadaran Glasgow (GCS) untuk menilai tingkat kesadaran penderita.
Pengobatan mungkin meliputi langkah-langkah seperti pemberian obat untuk mengurangi pembengkakan otak, terapi rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi otak, dan prosedur bedah untuk mengatasi komplikasi tertentu seperti hematoma.
Cedera otak berat adalah kondisi serius yang harus ditangani dengan segera dan tepat. Gejala dan tanda-tandanya yang mungkin tidak terlihat dengan mudah menuntut kesadaran lebih tinggi dalam mengenali dan mengatasi cedera ini. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang manifestasi cedera otak berat, kita dapat meningkatkan kesadaran akan risiko dan pentingnya tindakan pencegahan serta penanganan yang cepat dan tepat. Semoga dengan upaya bersama, kita dapat mengurangi dampak negatif dari cedera otak berat dan meningkatkan kualitas hidup para penderita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H