Mohon tunggu...
Abdul Ramdhani
Abdul Ramdhani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya hobinya membaca, seorang introver, Masih menjadi pelajar SMA.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Manifestasi Cedera Otak Berat

25 Juli 2023   10:08 Diperbarui: 25 Juli 2023   10:15 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Cedera otak berat dapat menyebabkan terbentuknya kantung darah di antara otak dan tengkorak. Hematoma subdural terjadi di antara otak dan lapisan keras otak (dura mater), sementara hematoma epidural terjadi di antara lapisan tengkorak dan dura mater.

3. Infeksi Otak

Pada beberapa kasus, cedera otak berat dapat membuka jalan bagi bakteri atau virus masuk ke dalam jaringan otak, menyebabkan infeksi yang berbahaya.

4. Epilepsi

 Cedera otak berat meningkatkan risiko terjadinya epilepsi, yaitu gangguan neurologis yang ditandai dengan serangan kejang berulang.

Penanganan Cedera Otak Berat

Penanganan cedera otak berat memerlukan perhatian medis segera. Tim medis akan melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk pemeriksaan fisik, tes pencitraan seperti CT scan atau MRI, dan skala kesadaran Glasgow (GCS) untuk menilai tingkat kesadaran penderita.

Pengobatan mungkin meliputi langkah-langkah seperti pemberian obat untuk mengurangi pembengkakan otak, terapi rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi otak, dan prosedur bedah untuk mengatasi komplikasi tertentu seperti hematoma.

Cedera otak berat adalah kondisi serius yang harus ditangani dengan segera dan tepat. Gejala dan tanda-tandanya yang mungkin tidak terlihat dengan mudah menuntut kesadaran lebih tinggi dalam mengenali dan mengatasi cedera ini. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang manifestasi cedera otak berat, kita dapat meningkatkan kesadaran akan risiko dan pentingnya tindakan pencegahan serta penanganan yang cepat dan tepat. Semoga dengan upaya bersama, kita dapat mengurangi dampak negatif dari cedera otak berat dan meningkatkan kualitas hidup para penderita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun