Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) adalah salah satu program yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang. Program ini adalah pengganti KKN yang dimana selama pandemi Covid 19 tidak bisa di laksanakan. Berbeda dengan KKN, PMM hanya beranggotakan 5 orang untuk setiap kelompoknya. Untuk mekanisme kegiatanya kurang lebih PMM dan KKN hampir sama.Â
Pada Bulan Agustus 2022 telah dilaksanakanya PMM gelombang 8 yang terdiri sekitar 30 kelompok lebih. Salah satunya ada kelompok 4 yang telah melaksanakan PMM di Desa Tulung Rejo, kec. Gandusari, Kab. Blitar dengan fokus pada progam posyandu lansia yang ada  di desa tersebut.Â
Pembukaan PMM di Desa Tulung Rejo dilaksanakan pada tanggal 22 di Aula Kantor desa setelah melalui proses seperti survei, meminta izin dan wawancara keadaan desa. Pembukaan PMM ini dihadiri oleh seluruh perangkat desa, kader lansia, serta tamu undangan lainya. Dengan tema "Peningkatan Pelayanan Posyandu Lansia Dalam Tata Laksana Promotif, Preventif, Dan Rehabilitatif Pada Lansia."Â
Ketika menginjak lanjut usia penyakit sering muncul seperti asam urat, kolestrol, dan resiko jatuh pada lansia. PMM Kelompok 4 melakukan survei terhadap jumlah lansia yang ada di Desa Tulung Rejo dengan hasil  60 lansia dalam 1 pos dan terdapat 6 pos di desa Tulung Rejo.Â
Namun dari 60 lansia yang datang hanya sekitar 20 lansia saja. karena masih sedikitnya kesadaran lansia yang datang di posyandu akhirnya kelompok 4 PMM memberi sosialisasi terhadap para lansia agar memikirkan pentingnya kesehatan di usia yang sudah lanjut.Â
Setelah melakukan sosialisasi peningkatan kesadaran dalam menjaga kesehatan, kelompok 4 PMM melakukan pelatihan dengan kader lansia setiap pos. Dalam pelatihan tersebut bertujuan untuk menambahkan pengkajian dalam pelaksanakan posyandu lansia
Ada Beberapa pengkajian yang diberikan oleh Mahasiswa Universitah Muhammadiyah Malang dalam PMM ini antara lain :
1. Times Up and Go
Timed up and go test (TUG) merupakan metode skrining yang umum digunakan dalam praktik medis sebagai pemeriksaan dasar untuk menilai mobilitas, keseimbangan, dan risiko jatuh. Adapun mekanisme dalam test ini yaitu  lansia  berjalan kaki dengan jarak 6 meter dalam batas waktu tertentu, jika melebihi waktu maka lansia tersebut memiliki resiko jatuh. Perhitungan waktu di setiap umur mulai dari 60-69 tahun 7 sampai 9 detik, 70-79 tahun 8 sampai 10 detik, dan 80-99 tahun 11-13 detik.
2. Mini mental State Examination ( MMSE)Â
Mini mental State Examination atau MMSE adalah sebuah tes yang digunakan untuk mengukur gangguan kognitif pada orang dewasa yang lebih tua. MMSE menilai subset yang berbeda dari status kognitif termasuk perhatian, bahasa, memori, orientasi, kemampuan visuospasial.Â
Mekanisme Tes ini adalah dengan memberi pertanyaan- pertanyan yang memiliki skor tersendiri. adapun interpretasi skor dari MMSE ini adalah 24-30 Tidak terdapat gangguan kognitif, 18-23 Terdapat sedikit gangguan kognitif, 0-17 Terdapat gangguan kognitif yang cukup fatal
3. Index Barthel
Penilaian dalam bentuk skala yang banyak digunakan oleh berbagai profesional di cabang sosial-kesehatan untuk mengevaluasi atau menilai tingkat kemandirian yang dimiliki seseorang ketika melakukan kegiatan dasar.
Tindakan dan kegiatan yang perlu dilakukan seseorang untuk menjaga perawatan diri dan tetap sehat dan aktif.Â
Artinya, tidak seperti kegiatan lain yang terkait lebih kepada hubungan subjek dengan lingkungan yang mengelilinginya, fokus dasar pada bagaimana subjek mempertahankan dirinya.
 4. Geriatric Depression Scale
Geriatric Depression Scale (GDS) adalah salah satu instrument yang paling sering digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan depresi pada usia lanjut (umur >60 tahun). Alat skrining ini terdiri dari 30 pertanyaan (GDS panjang) dan 15 pertanyaan (GDS pendek).Â
Geriatric Depression Scale sangat cocok digunakan untuk mengukur tingkat depresi pada lansia dengan gangguna kognitif (telah terbukti dari beberapa penelitian yang telah dilakukan). skor 0-9 sama dengan normal, 10-19 depresi ringan, 20-30 depresi berat.
Jadi pengkajian yang ada di atas adalah tes untuk mengukur apakah lansia tersebut ada gangungan kognitif, depresi maupun resiko jatuh. tes ini dapat dilakukan secara mandiri oleh lanisa dengan dibantu oleh keluarganya.
Empat materi pengkajian ini di berikan oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang kepada kader lansia Desa Tulung Rejo dengan harapan agar bisa diterapkan disetiap pelaksanaan posyandu lansia. Dengan tujuan memantau dan mengawasi perkembangan lansia di Desa tulung Rejo
Progam PMM ini sudah selesai dilaksanakan oleh anggota kelompok 4 dengan ditandai adanya penutupan serta pemberian kenang-kenangan dari kelompok PMM terhadap kepala Desa yaitu bapak Suwadi. kegiatan penutupan ini berlangsung pada 15 September 2022 di aula balai desa Tulung Rejo dan di tutup dengan ucapan maaf serta terimakasih dari kepala desa maupun dari kelompok 4 PMM.Â
Semoga adanya progam PMM dari Universitas Muhammadiyah Malang ini bisa membantu desa Tulung Rejo dalam meningkatkan kesadaran menjaga kesehatan untuk lansia. Tidak Lupa Semoga dengan adanya artikel ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Artikel ini juga dapat menjadi kenangan terhadap Desa Tulung Rejo dalam menjaga silaturahmi.Â
Kami dari kelompok 4 gelombang 8 PMM Universitas Muhammadiyah Malang Mengucapkan Terimakasih banyak terhadap pihak yang terlibat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H