Mohon tunggu...
Abdul Muntiqom Ms.
Abdul Muntiqom Ms. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wirausaha / Aktivis Hukum / Akademisi

Pendidikan adalah investasi terbaik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siapa yang Bertanggung Jawab atas Maraknya pelaku kriminal di Bawah Umur?

8 Desember 2024   20:10 Diperbarui: 9 Desember 2024   05:16 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://duniapendidikan007.blogspot.com/2019/06/pengertian-kenakalan-remaja-makalah.html

Kriminalitas anak di bawah umur telah menjadi isu yang semakin mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Fenomena ini memunculkan banyak pertanyaan mengenai akar penyebabnya dan tindakan yang perlu diambil untuk mengatasinya. Sejumlah faktor yang berkontribusi pada meningkatnya kriminalitas di kalangan anak-anak dan remaja perlu dianalisis lebih mendalam.

Faktor Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan unit sosial pertama yang memengaruhi perkembangan anak. Lingkungan keluarga yang tidak harmonis, seperti perceraian orang tua, kekerasan dalam rumah tangga, atau ketidakadanya pengawasan, dapat menyebabkan anak mencari pelarian di luar rumah. Dalam banyak kasus, anak yang mengalami masalah di rumah akan lebih rentan untuk terlibat dalam perilaku delinquent.

Pengaruh Teman Sebaya

Anak-anak dan remaja sangat dipengaruhi oleh teman sebaya mereka. Dalam mencari identitas dan penerimaan sosial, mereka sering kali terjebak dalam kelompok yang terlibat dalam perilaku kriminal. Keinginan untuk diterima oleh kelompok tertentu dapat mendorong anak-anak untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum, meskipun mereka sebenarnya tidak memiliki niat jahat.

Kurangnya Pendidikan dan Kesempatan Ekonomi

Anak-anak yang berasal dari latar belakang ekonomi yang kurang beruntung sering kali memiliki akses terbatas terhadap pendidikan dan peluang kerja. Ketiadaan pendidikan yang memadai dapat memicu keputusasaan dan mencari alternatif cara untuk mencukupi kebutuhan hidup, termasuk kriminalitas. Ketidakberdayaan ekonomi juga menjadi faktor pendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas ilegal.

Paparan Media dan Teknologi

Di era digital saat ini, anak-anak lebih mudah terpapar pada berbagai konten yang dapat memengaruhi perilaku mereka, termasuk kekerasan dan tindakan kriminal. Media sosial dan permainan video yang mengandung unsur kekerasan dapat mengubah cara pandang anak terhadap norma sosial, sehingga kriminalitas menjadi sesuatu yang dianggap biasa.

Ketidakmampuan Sistem Pendidikan dan Sosial

Sistem pendidikan yang tidak efektif dan ketidakmampuan lembaga sosial dalam memberikan pendampingan kepada anak-anak berisiko dapat memperparah kondisi ini. Kurangnya program intervensi yang memadai untuk mendidik dan membina anak-anak yang terjerat dalam kriminalitas dapat membuat mereka melanjutkan perilaku tersebut.

Stigma dan Diskriminasi

Anak-anak yang terlibat dalam tindakan kriminal sering kali dihadapkan pada stigma dari masyarakat. Diskriminasi ini dapat menutup peluang mereka untuk memperbaiki diri dan mendapatkan dukungan. Stigma negatif ini dapat menyebabkan mereka merasa terasing dan terpaksa terlibat lebih dalam dalam kehidupan kriminal.

Meningkatnya kriminalitas di kalangan anak di bawah umur adalah isu kompleks yang melibatkan interaksi berbagai faktor, mulai dari keluarga, lingkungan sosial, hingga media. Memahami penyebab-penyebab ini penting untuk merumuskan kebijakan dan program yang tepat guna mencegah kriminalitas anak. Perlu ada kolaborasi antara orang tua, sekolah, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif anak-anak, agar mereka tidak terjerumus ke dalam perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Dengan perhatian dan tindakan yang tepat, kita dapat mengurangi angka kriminalitas di kalangan anak dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun