ilmu itu yang meninggikan derajat manusia
Gareng : Kita harus berilmu karenaPetruk : Adab lebih tinggi dari ilmu. Percuma berilmu, tetapi tidak beradab
Gareng : (manggut-manggut),
Mendengar dialog Gareng dan Petruk, Bagong pun menyeletuk.
Bagong : Uang lebih tinggi dari ilmu dan adab
Gareng dan Petruk: Haah! Ngarang kamu!
Bagong : Coba lihat, gara-gara duit, orang berilmu dan beradab menjadi tak berdaya!!!
Pemilihan umum merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di mana masyarakat memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka. Namun, dalam proses ini, seringkali muncul dilema terkait dengan etika, terutama jika ada orang yang memberikan dana kepada pemilih untuk memilih salah satu calon anggota dewan perwakilan rakyat. Dialog antara Gareng, Petruk, dan Bagong mencerminkan berbagai pandangan masyarakat terkait pentingnya ilmu, adab, dan peran uang dalam pengambilan keputusan politik.
1. Ilmu Sebagai Landasan Kebijakan:
Gareng menekankan pentingnya ilmu sebagai kunci untuk meninggikan derajat manusia. Pendidikan dan pengetahuan yang baik dapat membentuk pemahaman yang lebih mendalam terhadap isu-isu politik dan mendorong masyarakat untuk membuat keputusan yang lebih cerdas dan rasional.
2. Adab sebagai Fondasi Karakter:
Petruk mengungkapkan pandangan bahwa adab lebih tinggi dari ilmu. Dalam konteks politik, adab mencerminkan etika dan moralitas dalam pengambilan keputusan. Tanpa adab, pemimpin mungkin menggunakan kekuasaan mereka dengan tidak bijaksana, merugikan masyarakat.
3. Peran Uang dalam Politik:
Bagong dengan tegas menyatakan bahwa uang lebih tinggi dari ilmu dan adab. Pernyataan ini mencerminkan pandangan kritis terhadap realitas politik di mana dana seringkali menjadi faktor penentu dalam meraih dukungan. Argumentasi Bagong menunjukkan bagaimana keberadaan uang dapat merubah nasib seseorang, bahkan jika mereka memiliki ilmu dan adab.
Dalam memilih pemimpin, masyarakat perlu mempertimbangkan keseimbangan antara ilmu, adab, dan peran uang. Idealnya, pemimpin yang dipilih harus memiliki pengetahuan yang cukup (ilmu), moralitas yang tinggi (adab), dan tidak terpengaruh oleh uang secara berlebihan. Pemilihan umum seharusnya menjadi refleksi nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bukan hanya sebuah proses di mana uang menjadi penentu utama. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilihan berdasarkan kualitas dan integritas calon, bukan hanya terpaku pada manfaat finansial yang diberikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H