Salah satu meneladani diutusnya Rasulullah adalah dengan mencontoh akhlak mulia Nabi yang penyabar dan pemberi ma'af serta bukan pendendam seperti halnya kisah Nabi Muhammad SAW saat berdakwah ke Thaif yang menggambarkan betapa sabarnya beliau menghadapi penderitaan. Meskipun diusir dan dilempari batu oleh penduduk Thaif, Nabi tetap mendoakan mereka dan tidak membalas dendam.
Salahsatu sunnah Nabi yang bisa dicontoh adalah seperti shalat Dhuha, yang dilakukan pada waktu pagi sebelum shalat Dzuhur. Nabi Muhammad SAW secara rutin melaksanakan shalat Dhuha ini dan menganjurkan umat Islam untuk melakukannya. Shalat Dhuha merupakan bentuk ibadah yang membawa berkah dan kebaikan.Â
Begitupun banyak sekali kesunahan-kesunahan yang sudah Nabi contohkan seperti shalat sunnah Rawatib yang mengiringi shalat fardlu.Â
Kesimpulan
Perayaan Maulid Nabi di zaman sekarang berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, meliputi pengenalan kembali sejarah dan perjuangan Nabi SAW kepada generasi masa kini, pembacaan gebyar shalawat, serta peneladanan akhlak dan sunnah-sunnahnya. Meskipun dulu para sahabat tidak secara seremonial merayakan Maulid Nabi, namun mereka menunjukkan cinta melalui pengorbanan dan tindakan nyata. Kini, ekspresi cinta Nabi SAW ditunjukkan dengan mengikuti contoh akhlak mulia Nabi seperti kesabaran dan pemberi ma'af, serta mengamalkan sunnah-sunnah beliau seperti shalat Dhuha dan amalan sunnah lainnya, dengan begitu umat Islam dapat memperkuat hubungan spiritual mereka dengan Nabinya. Cinta yang tulus dan mendalam ini, baik melalui cara-cara tradisional maupun modern, menggarisbawahi betapa pentingnya meneladani uswah hasanah Nabi Muhammad SAW dalam setiap aspek kehidupan sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas rahmat yang diberikan kepada seluruh alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H