يَا نَبِي سَلَامٌ عَلَيْكَ * يَا رَسُولُ سَلَامٌ عَلَيْكَ
يَا حَبِيبُ سَلَامٌ عَلَيْكَ * صَلَوَاتُ ٱللَّهِ عَلَيْكَ
أَشْرَقَ ٱلْبَدْرُ عَلَيْنَا * فَٱخْتَفَتْ مِنْهُ ٱلْبُدُورُ
مِثْلَ حُسْنِكَ مَا رَأَيْنَا * قَطُّ يَا وَجْهَ ٱلسُّرُورِ
أَنْتَ شَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ * أَنْتَ نُورٌ فَوْقَ نُورٍ
أَنْتَ إِكْسِيرٌ وَغَالٍ * أَنْتَ مِصْبَاحُ ٱلصُّدُورِ
يَا حَبِيبُ يَا مُحَمَّدُ * يَا عَرُوسَ ٱلْخَافِقِينَ
يَا مُؤَيَّدُ يَا مُمَجَّدُ * يَا إِمَامَ ٱلْقِبْلَتِيْنَ
مَرْحَبًا مَرْحَبًا يَا نُورَ ٱلْعَيْنِ * مَرْحَبًا
مَرْحَبًا جَدَّ ٱلْحُسَيْنِ
Pada zaman para sahabat, perayaan Maulid Nabi tidak dilakukan dalam bentuk seremonial, karena para sahabat selalu bersama Nabi dan fokus mereka adalah menjalankan substansi ajaran Islam secara langsung. Mereka lebih menekankan pada amalan pokok seperti shalat, puasa, zakat, dan dakwah. Walau ekspresi cinta mereka kepada Nabi Muhammad SAW tidak diwujudkan dalam bentuk perayaan seremonial seperti sekarang, namun melalui tindakan nyata dan pengorbanan demi agama, Sungguh ekspresi cinta para sahabat pada Nabi jauh lebih dari sekedar perayaan karena perjuangan, pengorbanan jiwa raga mereka sanggup untuk dipertaruhkan dan hal ini tak ada bandingannya di dunia ini.
Bagaimana Para Sahabat Menunjukkan Ekspresi Cinta kepada Nabi?
Contohnya, Sahabat Ali bin Abi Thalib RA menunjukkan kecintaannya dengan menggantikan Nabi di tempat tidur saat Nabi dikepung oleh kaum Quraisy yang berniat membunuh beliau. Ali mempertaruhkan nyawanya agar Nabi bisa hijrah ke Madinah dengan selamat. Sahabat Abu Bakar As-Siddiq RA juga menunjukkan cinta yang mendalam dalam peristiwa Isra Mi'raj. Ketika banyak orang menuduh Nabi tidak waras karena mengklaim telah melakukan perjalanan malam (Isra) dari Makkah ke Yerusalem (Al-Aqsa Palestina) dan naik (Mi'raj) ke langit, Abu Bakar membenarkan tanpa ragu. "Jika Nabi Muhammad yang mengatakan demikian, maka aku mempercayainya," jawab Abu Bakar. Karena keberaniannya membenarkan peristiwa ini, Nabi memberinya gelar Ash-Shiddiq.
Sahabat Umar bin Khattab RA juga menunjukkan ekspresi cintanya dalam peristiwa wafatnya Rasulullah SAW. Ketika berita kematian Nabi tersebar, Umar menolak menerimanya dan mengancam siapa pun yang menyebarkan kabar tersebut. Setelah Abu Bakar membacakan ayat Al-Qur'an yang menjelaskan bahwa Rasulullah akan wafat, Umar akhirnya menerima kenyataan dengan hati penuh ketundukan.
Bagaimana Menunjukkan Cinta kepada Nabi di Zaman Sekarang?
Di masa kini, mengekspresikan cinta kepada Nabi Muhammad SAW bisa dilakukan melalui berbagai cara yang relevan. Selain melalui perayaan Maulid, cinta tersebut juga bisa diekspresikan melalui memperbanyak bacaan shalawat, meneladani akhlak Nabi, dan menghidupkan sunnah-sunnahnya.
Perayaan ini juga mencerminkan kegembiraan atas diutusnya Nabi sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana firman Allah dalam QS Yunus : 58:
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا ۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
"Katakanlah (Muhammad), 'Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
Salah satu meneladani diutusnya Rasulullah adalah dengan mencontoh akhlak mulia Nabi yang penyabar dan pemberi ma'af serta bukan pendendam seperti halnya kisah Nabi Muhammad SAW saat berdakwah ke Thaif yang menggambarkan betapa sabarnya beliau menghadapi penderitaan. Meskipun diusir dan dilempari batu oleh penduduk Thaif, Nabi tetap mendoakan mereka dan tidak membalas dendam.
Salahsatu sunnah Nabi yang bisa dicontoh adalah seperti shalat Dhuha, yang dilakukan pada waktu pagi sebelum shalat Dzuhur. Nabi Muhammad SAW secara rutin melaksanakan shalat Dhuha ini dan menganjurkan umat Islam untuk melakukannya. Shalat Dhuha merupakan bentuk ibadah yang membawa berkah dan kebaikan.
Begitupun banyak sekali kesunahan-kesunahan yang sudah Nabi contohkan seperti shalat sunnah Rawatib yang mengiringi shalat fardlu.
Kesimpulan
Perayaan Maulid Nabi di zaman sekarang berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, meliputi pengenalan kembali sejarah dan perjuangan Nabi SAW kepada generasi masa kini, pembacaan gebyar shalawat, serta peneladanan akhlak dan sunnah-sunnahnya. Meskipun dulu para sahabat tidak secara seremonial merayakan Maulid Nabi, namun mereka menunjukkan cinta melalui pengorbanan dan tindakan nyata. Kini, ekspresi cinta Nabi SAW ditunjukkan dengan mengikuti contoh akhlak mulia Nabi seperti kesabaran dan pemberi ma'af, serta mengamalkan sunnah-sunnah beliau seperti shalat Dhuha dan amalan sunnah lainnya, dengan begitu umat Islam dapat memperkuat hubungan spiritual mereka dengan Nabinya. Cinta yang tulus dan mendalam ini, baik melalui cara-cara tradisional maupun modern, menggarisbawahi betapa pentingnya meneladani uswah hasanah Nabi Muhammad SAW dalam setiap aspek kehidupan sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas rahmat yang diberikan kepada seluruh alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H