Dalam waktu yang super singkat, nama Pramono Anung akhirnya ditetapkan oleh ketua umum PDIP sebagai calon gubernur DKI dan berpasangan dengan Rano Karno. Peristiwa politik itu sekaligus membatalkan majunya Anies Baswedan yang semula santer akan dicalonkan oleh PDIP. Akhirnya, pasangan Ridwan Kamil-Siswono yang menjadi representasi dari Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM-Plus) mendapat lawan dari sosok dan vigur yang bukan kaleng-kaleng meskipun hanya didukung oleh satu partai, PDIP.
Mas Pram dan Bang Doel langsung tancap gas menyapa warga Jakarta. Kini Mas Pram rajin dan aktif hadir di acara TV dan beragam kanal YouTube. Hampir sepuluh tahun jarang bicara karena mengurus dapur Presiden, kini seperti mengulang sepulah tahun yang lalu ketika masih menduduki posisi sekjend PDIP. Bagi generasi Millenial dan Gen-Z, nama Pramono Anung mungkin asing. Tetapi bagi mereka yang melek berita antara tahun 1998-2013, Mas Pram adalah "artis politik" yang selalu menghiasi media masa. Artinya, Mas Pram hanya perlu mengulangi kebiasaan lama untuk dihadirkan kembali untuk kebutuhan sekarang dengan tantangan kekikinannya yang khas.
Mas Pram: Politisi Unggul yang bersahabat.
Bagi para politisi senior yang sekarang banyak menjadi pejabat teras di banyak partai politik, nama Pramono Anung adalah nama "papan atas" yang pergaulan politiknya melintas batas. Gabungan kapasitas teknokratik dan pengalaman mengelola pekerjaan politiknya menjadikannya sangat matang dalam manajemen pemerintahan. Pengalamannya menjadi sekretaris kabinet selama sepuluh tahun membawanya benar benar menguasai banyak persoalan bangsa dan negara, termasuk untuk urusan DKI Jakarta. Gaya komunikasinya yang smart dan memiliki aura "merangkul", ia hadir sebagai cagub yang bisa membawa Jakarta lebih inklusif dan toleran. Jakarta membutuhkan sosok yang dapat berkomunikasi dangan beragam stakeholder dengan reputasi nasional dan internasional. Apalagi, Â Jakarta ke depan hanya akan menjadi kota bisnis dan global.
Mas Pram, dengan pengalamannya yang panjang dan pergaulannya yang melintas batas, diduga akan mudah mendapat dukungan dari banyak kekuatan politik dan bisnis. Meskipun secara formal hanya didukung oleh satu partai, banyak individu politisi yang tergabung dalam KIM-Plus tetap manaroh simpati atas kehadirannya sebagai calon gubernur. Begitu juga relasinya dengan Anis Baswedan dan Ahok yang terjaga dengan baik secara personal. Dua sosok yang selama ini dipersepsi bersebrangan akibat polarisasi Pilkada 2017, kini berpotensi untuk menyatu mendukung pasangan Pramono-Rano Karno.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H