Tantangan dalam Pilkada 2024
Analisis tentang kekuatan Karolin Margret Natasa bukanlah hasil Pilkada. Seringkali, dalam politik selalu ada faktor yang mengejutkan di luar dari kalkulasi dan analsisis rasional dan objektif. Maka, analisis tentang desain kompetitor (baca: membaca kekuatan lawan) layak menjadi bagian dari strategi tersendiri. Mengapa? Di tengah-tengah pragmatisme politik yang masih marak, tidak mudah menyadarkan masyarakat untuk berpolitik bernitegritas tanpa politik uang. Maka, poltik uang menjadi tantangan tersendiri. Mengandalkan tiga argumen "Kekuatan Karolin", dalam kenyataan lapangan akan mengalami dinamikanya sendiri. Metode menyapa masyarakat dalam urusan politik tidak segampang yang diteorikan dalam ilmu komunikasi dan marketing politik. Ia membutuhkan effort yang lebih dari sekedar teoritis.
Dukungan pada level elit terutama kekuatan partai adalah satu hal sebagai langkah formal dan untuk memenuhi demokrasi prosedural yang diatur oleh lembaga penyelenggara pemilu, KPU. Tetapi berinteraksi dengan warga pemilih sebagai pemegang suara jauh lebih utama dan menantang. Maka, konsolidasi hendaklah menitikberatkan pada keterlibatan warga pemilih untuk dapat saling memahami antara calon kepala dareah dan warga pemilih. Interaksi ini membutuhkan tenaga prima karena alasan kondisi dan jarak geografi yang tidak mudah. Singkatnya, membumitanahkan tiga argumen "Kekuatan Karolin" membutuhkan setidaknya tiga ukuran, komitmen, kompetensi, dan konsistensi. Komitmen dibutuhkan antara calon kepala daerah dan warga pemilih. Komitmen harus diarahkan pada program pembangunan yang menjadi prioritas berbasis kebutuhan masyarakat Landak dalam lima tahun ke depan. Kompetensi terutama untuk para pegiat politik yang membantu pasangan calon. Dan konsistensi terutama bagi calon kepala daerah dalam menerjemahkan janji-janji politik dalam program pembangunan.
Jika kolaborasi antara calon kepala daerah dan warga pemilih terbangun secara komunikatif, setara, dan sebangun, maka Pilkada hanya sebagai cara dan wahana untuk "akad nikah" antara calon pemimpin dan rakyatnya. Akad nikah dan resepsi pernikahan adalah kegitan pesta yang sakral. Ia bisa diwujudkan karena telah melalui proses perkenalan yang lama dengan seluruh suka dukanya. Selama lima tahun (2017-2922) dan dua tahun terakhir, KMN telah lama berkenalan, berinteraksi dalam suka dan duka dengan warga Landak. Jika besok pada 27 November 2024 terjadi "pernikahan baru", ia hanyalah pengulangan dari hubungan baik yang selama ini terbina sambil memperbaiki kekuarangan yang ada. Apakah warga Landak akan bisa meneruskan hubungan baik dengan Bupati Incumbnet besok? Harusnya bisa.