Mohon tunggu...
abdul mukti
abdul mukti Mohon Tunggu... Dosen - dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

saya adalah peneliti dan penulis dibidang filsafat, pemikiran islam, politik dan sosial keagamaan. Aktif sebagai pembicara dan pengajar di berbagai kampus

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Karolin: Bintang yang Masih Bersinar

30 Maret 2024   21:43 Diperbarui: 30 Maret 2024   21:43 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

“Nasab Politik” sebagai Bonus

Mungkin ada yang bertanya, kesuksesan Karolin sebagai politisi tidak terlepas dari pengaruh ayahnya, Drs. Cornelis, MH yang sukses sebagai Bupati Landak, Gubernur Kalbar, dan legislator di Senayan yang kini terpelih kembali dengan prolehan suara tiga digit. Sebagai anak biologis dan ideologis, Karolin pernah disebut oleh Megawati Soekarno Putri sebagai “Cornelis Perempuan”. Artinya, jejak dan reputasi dan prestasi Karolin memang banyak diinspirasi oleh ayahnya sendiri. Dalam dunia “pernasaban”/keturunan memang dkenal adigum bahwa “buah tidak akan jauh dari pohonnya”. Karolin tumbuh dan berkembang dalam bimbingan langsung ayahnya. Teladan ayahnya yang meniti karir dari nol menjadi cermin paling dekat dan nyata dalam perjalanan karir politik dr. Karolin Margret Natasa, MH. Maka, keberadaan ayahnya menjadi berkah dan anugerah bagi karir putri sulungnya. Bonus ini tidak akan berarti jika yang bersangkutan gagal menerjemahkan teladan ayahnya dalam kapasitasnya sebagai pribadi. Karolin adalah satu dari sekian contoh yang berhasil “menjadi diri sendiri” tanpa dibayang-bayangi tokoh legendaris Kalbar, Cornelis. Persepsi tentang “politik dinasti” akan menjadi buruk jika jalan-jalan yang ditempuh penuh dengan nepotsime dengan menabrak aturan. Jejak politik Karolin, sejauh ini telah berjalan di atas “kewajaran politik” dalam koridor prinsip-prinsip demokrasi yang sah dan absah. Lambat-laun, dengan dinamika kinerja politik yang tidak ringan, Karolin tumbuh sebagai aktivis politik yang mandiri dan independen. Maka, jika esok ia benar-benar resmi mendaftar ke KPU sebagai calon bupati Kabupaten Landak merupakan jalan politik yang logis, terukur, dan rasional. Yang dibutuhkannya hanyalah komitmen dan konsistensi membangun Kabupaten Landak yang telah dirintisnya selama lima tahun dengan sejumlah capaian prestasi. Kabupaten Landak masih memerlukan Karolin untuk peningkatan infrastruktur, pangan, kesehatan, dan pendidikan. Karolin sudah hafal yang akan diperbuat. Dan Rakyat sudah hafal siapa yang akan diundang untuk memimpin Landak 2025-2030.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun