Mohon tunggu...
abdul mukti
abdul mukti Mohon Tunggu... Dosen - dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

saya adalah peneliti dan penulis dibidang filsafat, pemikiran islam, politik dan sosial keagamaan. Aktif sebagai pembicara dan pengajar di berbagai kampus

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Karolin: Bintang yang Masih Bersinar

30 Maret 2024   21:43 Diperbarui: 30 Maret 2024   21:43 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Oleh Abdul Mukti Ro’uf

Debut politiknya masih menyala dan terus bersinar. Perempuan asli Kabupaten Landak yang kini berusia empat puluh dua tahun (lahir, 1982) dengan nama lengkap dr. Karolin Margret Natasa, MH itu mendaftar kembali menjadi calon bupati Kabupaten Landak untuk periode keduanya. Ia telah menjabat sebagai bupati Kabupaten Landak untuk periode 2017-2022. Sebagai calon tunggal yang didukung oleh sembilan partai (Nasdem, Golkar, Gerindra, Demokrat, PDI-Perjuangan, PKPI, PKB, PAN, dan Hanura) ia memenangi pemilukada dengan melawan kotak kosong dengan perolehan 227.531 suara atau 98.86%. lima tahun menjabat sebagai bupati, kiprahnya  cukup sukses meski harus menghadapi pandemi Covid-19 selama dua tahun. Kini, setelah berjeda hampir dua tahun, ia berkehendak untuk meneruskan mimpinya membangun Kabupaten Landak seiring dengan sejumlah pengalaman yang diraih sebagai politikus PDIP yang kini menjabat sebagai sekretaris DPD PDIP Propinsi Kalimantan Barat. Sebagai seorang dokter dengan jam terbang politik yang tinggi, Karolin memang pantas untuk kembali merebut jabatan politik sebagai bupati untuk periode keduanya, 2025-2030.

Kepantasannya tidak saja karena popularitasnya apalagi sekedar karena parasnya yang muda dan cantik. Ia telah teruji sebagai tokoh perempuan muda terdidik yang memiliki modalitas politik yang lebih dari cukup. Kapasitas pribadi, pengalaman, modal elektoral, jaringan, dan “nasab politik” Karolin bahkan melebihi untuk posisi sekelas bupati.

Modal elektoral

Setidaknya, Karolin telah membuktikan aspek elektabilitasnya sebanyak empat kali. Dua kali dalam pileg 2009 dan 2014 sebagai anggota DPR RI. Ia tidak hanya lolos sebagai anggota DPR RI dari Dapil Kalimantan Barat. Prestasi elektoralnya cukup terhormat. Pada pileg 2009, ia melenggang ke Senayan dengan membawa suara sebanyak 222.021sebagai peringkat ketiga besar nasional setelah Edi Baskoro Yuhoyono dan Puan Maharani. Elektabilitasnya hanya terpaut tipis dengan dua nama besar anak Preidesn SBY dan Megawati soekarno Putri. Limat tahun berikutnya ia maju kembali sebagai caleg DPR RI tahun 2014. Ia ditempatkan dinomor urut 2 setelah Dolfie O.F.P. Dalam Pemilu 2014 itu, dia meraih 397.481 suara sah yang menempatkannya di peringkat pertama caleg (calon legislatif) dengan raihan suara terbanyak se-Indonesia.

Popularitas dan elektabilitas Karolin masih terus terjaga hingga akhirnya ia berlabuh ke dalam kompetisi pemilukada di Kabulaten Landak sebagai calon tunggal. Dan lagi-lagi ia berhasil mengumoulkan 227.531 suara atau 98.86%. Dari persektif demokrasi, calon tunggal memang bukan kabar baik. Tetapi realitas politik menjadikan Karolin dalam posisi yang sangat kuat. Bergabnungnya sembilan partai di pemilukada Kabuaten Landak pada tahun 2017 mencerminkan bahwa kemenangan Karolin merupakan realitas politik yang tak terhindarkan.

Dengan modal elektoral dan popularitas yang kuat itu, DPP PDIP akhirnya menjatuhkan pilihannya kepda putri sulung dari mantan gubernur dua periode Drs. Cornelis, MH untuk maju sebagai calon gubernur Kalimantan Barat dan berpasangan dengan mantan bupati dua periode Kabupaten Bengkayang Suryadman Gidot. Pasangan ini hanya kalah tipis dengan pasangan Sutramidji-Ria Norsan dengan perolehan suara 1.081.878 (41,79%). Sementara pasangan Sutramidji-Ria Norsan memperoleh suara 1.334.51 (51,55%). Artinya, modal elektoral Karolin cukup signifikan dalam skala profinsi.

Kapasitas dan Pengalaman politik

Perempuan muda yang yang pernah menjabat sebagai ketua umum pemuda Katolik yang ditetapkan pada Kongres XVI Pemuda Katolik di Batam yang berlangsung tanggal 21-23 Agustus 2015 tercatat sebagai perempuan pertama sebagai ketua umum. Dengan meraih 215 suara dari 273 suara, maka Karolin Margret Natasa dinyatakan sebagai Ketua Umum Pemuda Katolik periode 2015-2018 secara sah. Sebagai pemimpin politik, Karolin memiliki pengalaman jam terbang kerja-kerja politik di tingkat nasional. Menjadi legislator dua periode di Senayan, mengikuti pemilukada gubernur, menjadi bupati, dan sebagai sekretaris DPD PDIP sebagai partai pemenang pemilu tiga kali merupakan kerir politik yang moncer justru di usianya yang masih relatif muda. Pengalaman profesionalnya sebagai dokter masyarakat, ia memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman profesional dibidang yang dekat dengan masalah-masalah fundamental rakyat: kesehatan. Dari aspek ini, keterpilihan Karolin yang menembus angka 90 persen lebih pada pemilukada 2017 menemukan basis rasionalitasnya.

Reputasi dan Kekuatan jaringan

Sebagai politisi berpengalaman, modal elektoral dan kapasitas pribadi belumlah cukup. Pemimpin politik di suatu daerah dituntut memiliki jaringan secara nsional bahkan internasional. Keterbatasan anggaran daerah seringkali menuntut kapasitas jaringan untuk melakukan lobi-lobi politik di pemerintah pusat untuk kepentingan pembangunan daerah terutama dalam hal melobi anggaran. Juga terhadap potensi swasta dalam membantu percepatan pembangunan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat seperti pendidikan dan kesehatan. Dua periode sebagai legislator di Senayan, Karolin cukup memiliki jaringan yang kuat untuk meloloskan aneka perencanaan pembangunan dareah. Setidaknya, lima tahun menjabat sebagai Bupati, ia telah banyak menorehkan prestasi di kabupaten yang menjadi lumbung suara Karolin. Klaim bahwa Karolin memiliki kemampuan dan keuatan jaringan dapat terlihat dalam kinerjanya sebagai Bupati selama lima tahun diantarana, Peningkatan produksi pertanian dan strategi pemasaran beras lokal, Peningkatan penerimaan pajak dan restribusi daerah, Daerah dengan irigasi baik terus meningkat, Peningkatan produksi Perkebunan berbasis keberpihakan kepada masyarakat, Capaian penanganan Rumah Tidak Layak Huni meningkat tajam pada 2020, Landak jadi lahan subur bagi Investor yang menyebabkan peningkatan penyerapan tenaga kerja, Peningkatan pertumbuhan UMKM di tengah pandemi, Peningkatan fasilitas kesehatan dan pendidikan, Peningkatan sinergi dalam pembangunan infrastruktur, Tiga Budaya Asli Landak diakui WBTB Indonesia, dan Perolehan berbagai prestasi tingkat regional dan nasional (dapat dibaca pada laporan antaranews: https://kalbar.antaranews.com/berita/513429/karolin-heriadi-berikan-kontribusi-pembangunan-nyata-bagi-landak)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun