Wahai Ramadhan..
Engkau telah membuat jiwaku begitu jatuh cinta kepadamu. Tidak terasa beberapa hari lagi ia akan pergi berlalu. Bulan Ramadhan datang mengiringi, dan air mata para pecinta ikut mengalir
Kalbu-kalbu mereka merasakan kepedihan karena perpisahan ini..
Wahai Ramadhan..
Kepergianmu akan kembali memadamkan lampu hiasan di surau-surau kami dan memisahkan kembali orang yang ruku dan sujud bersimpuh menyembah_Nya..
Wahai Ramadhan..
Apakah aku termasuk orang yang diterima ataukah orang yang tertolak? Apakah hari-hari indah bersamamu akan kembali hadir, ataukah kamu tidak akan kembali hadir ke tengah-tengah kami?
Jika memang engkau kembali apakah aku masih hidup ataukah sudah berada di liang lahat? Aku ingin adukan kesedihanku dan akui kepedihanku
Aku ingin kirimkan tetesan air mata dan beban perpisahanku ini, karena boleh jadi, ini adalah hari terakhirku bisa menemanimu..
Wahai Ramadhan..
Aku tidak mengetahui apakah aku termasuk orang yang beruntung dengan kehadiranmu ataukah termasuk orang yang merugi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H