Mohon tunggu...
ABDUL MUIZ
ABDUL MUIZ Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika MAN Bangkalan

Menulis adalah bentuk syukur atas Nikmat Pikiran. Dengan berbagi tulisan, maka pikiran kita bisa dinikmati orang lain serta menjadi koreksi bagi diri kita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

NU Lahir atas Respon Kejadian Dunia : Kekalahan Kerajaan Turki Usmani sebagi Titik Awal Perjuangan

10 Januari 2025   10:37 Diperbarui: 10 Januari 2025   10:36 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nahdlatul Ulama (NU), organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, tidak hanya lahir dari kebutuhan domestik umat Islam Nusantara. NU juga berdiri sebagai respons terhadap dinamika global yang terjadi pada awal abad ke-20, salah satunya adalah runtuhnya Kekhalifahan Turki Usmani. Peristiwa ini menjadi momentum yang menggugah kesadaran ulama-ulama Nusantara untuk mengambil peran lebih besar dalam menjaga agama dan peradaban Islam di tengah arus modernisasi dan kolonialisme.

Kekhalifahan Turki Usmani: Pelindung Umat Islam Dunia

Selama lebih dari enam abad, Kekhalifahan Turki Usmani menjadi simbol kekuatan politik, militer, dan agama umat Islam di dunia. Kekhalifahan ini berfungsi sebagai pelindung bagi umat Islam di berbagai belahan dunia, termasuk Asia, Afrika, dan Eropa. Turki Usmani tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga pusat keilmuan dan peradaban Islam yang menginspirasi banyak wilayah Muslim, termasuk Nusantara.

Namun, pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Kekhalifahan Turki Usmani mulai melemah akibat berbagai faktor, termasuk tekanan dari negara-negara Eropa, korupsi internal, dan kemunduran ekonomi. Kekalahan Turki Usmani dalam Perang Dunia I menjadi puncak dari keruntuhan kekhalifahan tersebut. Pada tahun 1924, Mustafa Kemal Atatrk secara resmi membubarkan Kekhalifahan, mengubah Turki menjadi negara sekuler, dan menghapus peran kekhalifahan sebagai pelindung umat Islam.

Dampak Kekalahan Turki Usmani terhadap Umat Islam Nusantara

Runtuhnya Kekhalifahan Turki Usmani membawa dampak besar bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk Nusantara. Umat Islam di Nusantara kehilangan figur pelindung global mereka. Kekalahan ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan ulama tradisional bahwa modernisasi dan sekularisasi akan mengikis tradisi Islam dan memarginalkan umat Islam di tengah kolonialisme Belanda.

Para ulama di Nusantara, yang terhubung erat dengan jaringan ulama Timur Tengah melalui jalur haji dan pendidikan, merasakan bahwa mereka harus mengambil tanggung jawab lebih besar dalam menjaga tradisi Islam. Mereka melihat bahwa situasi global ini memerlukan organisasi yang mampu menjadi benteng pertahanan agama sekaligus menawarkan solusi bagi umat Islam di Nusantara.

Nahdlatul Ulama: Respon Lokal terhadap Dinamika Global

Pada tahun 1926, KH Hasyim Asy'ari bersama sejumlah ulama lainnya mendirikan Nahdlatul Ulama di Surabaya. NU didirikan sebagai organisasi yang bertujuan untuk mempertahankan ajaran Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah, memperkuat pendidikan Islam, serta menjadi wadah perjuangan umat Islam dalam menghadapi tantangan zaman.

Respon NU terhadap kekalahan Turki Usmani tidak hanya berfokus pada menjaga tradisi agama, tetapi juga mengembangkan pendekatan Islam yang relevan dengan konteks lokal Nusantara. NU mengusung konsep Islam Nusantara, yaitu Islam yang memadukan ajaran agama dengan kearifan lokal tanpa kehilangan esensi ajaran Islam itu sendiri.

Semangat Perjuangan NU: Dari Lokal ke Global

Sejak awal pendiriannya, NU telah menunjukkan bahwa ia tidak hanya berperan sebagai organisasi domestik, tetapi juga sebagai bagian dari gerakan Islam global. Dengan mendirikan madrasah, pesantren, dan jaringan sosial yang luas, NU berhasil mengangkat tradisi Islam yang berbasis keilmuan sekaligus memperjuangkan hak-hak umat Islam di Nusantara.

NU juga aktif merespon isu-isu global, seperti mendukung kemerdekaan Palestina dan menjaga persatuan umat Islam di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa semangat NU tidak terbatas pada konteks lokal, tetapi juga meluas ke ranah internasional.

Kesimpulan: NU sebagai Warisan Perjuangan Global

Nahdlatul Ulama adalah contoh nyata bagaimana umat Islam Nusantara mampu merespon dinamika global dengan bijaksana. Kekalahan Kekhalifahan Turki Usmani menjadi titik balik yang memotivasi ulama-ulama Nusantara untuk mendirikan NU sebagai benteng agama dan peradaban Islam.

Hingga hari ini, NU terus menjaga peran tersebut dengan menjadi penjaga tradisi, pelopor inovasi, dan penggerak harmoni dalam keberagaman. Sebagai umat Islam, kita diajak untuk melanjutkan semangat ini dalam menghadapi tantangan zaman, baik di tingkat lokal maupun global.

Apakah kita siap melanjutkan perjuangan ini dengan cara yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan zaman? Mari kita renungkan bersama.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun