Mohon tunggu...
ABDUL MUIZ
ABDUL MUIZ Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika MAN Bangkalan

Menulis adalah bentuk syukur atas Nikmat Pikiran. Dengan berbagi tulisan, maka pikiran kita bisa dinikmati orang lain serta menjadi koreksi bagi diri kita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anti Korupsi Bukan Sebatas Komitmen

1 Desember 2024   07:09 Diperbarui: 1 Desember 2024   07:09 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Koleksi Pribadi Penulis 

Korupsi adalah salah satu masalah terbesar yang merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi dan menghambat pembangunan. Deklarasi anti korupsi sering didengungkan, namun tanpa langkah konkret, komitmen tersebut hanya menjadi formalitas. Untuk menciptakan budaya anti korupsi yang nyata, diperlukan tindakan nyata yang melampaui sekadar pernyataan.

Korupsi: Lebih dari Penyalahgunaan Kekuasaan

Korupsi tidak hanya menyangkut penyelewengan dana, tetapi juga mencakup praktik-praktik yang merusak sistem, keadilan, dan moralitas. Dampaknya langsung terasa pada kualitas pelayanan publik, ekonomi, hingga kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, melawan korupsi memerlukan pendekatan yang menyentuh semua aspek, bukan sekadar jargon.

Komitmen Saja Tidak Cukup

Komitmen anti korupsi sering berhenti pada deklarasi tanpa implementasi. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan, budaya koruptif yang mengakar, dan lemahnya sanksi terhadap pelanggaran. Tanpa mekanisme yang jelas, komitmen kehilangan maknanya.

Langkah Nyata Menuju Anti Korupsi

  • Pendidikan dan Penyadaran: Penanaman nilai anti korupsi harus dimulai sejak dini melalui pendidikan. Generasi muda perlu memahami dampak korupsi dan pentingnya integritas.
  • Sistem Transparansi dan Akuntabilitas: Teknologi dan sistem digital dapat mendukung pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan yang transparan.
  • Pengawasan Efektif: Pengawasan harus dilakukan secara independen, tanpa campur tangan kepentingan tertentu.
  • Penegakan Hukum Tegas: Pelaku korupsi harus dihukum secara adil dan memberikan efek jera.
  • Budaya Pelaporan: Menciptakan lingkungan aman untuk pelapor (whistleblower) membantu mendeteksi korupsi.
  • Keteladanan Pemimpin: Pemimpin harus menjadi contoh integritas, menunjukkan komitmen nyata dalam tindakan, bukan hanya kata-kata.

Anti Korupsi Sebagai Gaya Hidup

Budaya anti korupsi hanya bisa terwujud jika menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Setiap individu perlu menanamkan nilai transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup menolak suap, mematuhi aturan, serta menghindari nepotisme atau kolusi.

Kesimpulan

Anti korupsi bukan sekadar komitmen, tetapi tindakan nyata yang membutuhkan keberanian, kerja sama, dan konsistensi. Komitmen harus diwujudkan melalui langkah-langkah konkret untuk membangun bangsa yang bersih dan berintegritas. Jangan biarkan anti korupsi hanya menjadi slogan---jadikan sebagai aksi nyata yang menginspirasi perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun