Mohon tunggu...
ABDUL MUIZ
ABDUL MUIZ Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika MAN Bangkalan

Menulis adalah bentuk syukur atas Nikmat Pikiran. Dengan berbagi tulisan, maka pikiran kita bisa dinikmati orang lain serta menjadi koreksi bagi diri kita

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Politikus, Jangan Khianati Suara Kami!

27 November 2024   10:53 Diperbarui: 27 November 2024   10:53 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Koleksi Pribadi Penulis

Suara rakyat adalah amanah. Setiap pemilu, masyarakat memberikan kepercayaan kepada para politikus untuk memperjuangkan aspirasi mereka. Namun, apa jadinya jika suara tersebut justru dikhianati? Politik yang semestinya menjadi jalan untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan malah berubah menjadi alat untuk memenuhi ambisi pribadi segelintir orang.

Suara Rakyat Adalah Amanah

Dalam demokrasi, suara rakyat bukan sekadar angka dalam pemilu. Suara itu mencerminkan harapan, kepercayaan, dan mimpi untuk masa depan yang lebih baik. Ketika seorang politikus terpilih, ia memikul tanggung jawab besar untuk merealisasikan visi yang telah dijanjikan. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya." (QS. An-Nisa: 58).

Amanah ini harus dijalankan dengan penuh integritas, bukan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu.

Ketika Suara Rakyat Dikhianati

Pengkhianatan terhadap suara rakyat bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti janji-janji palsu, korupsi, hingga pengambilan kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan umum. Tindakan ini tidak hanya mencederai kepercayaan masyarakat, tetapi juga merusak tatanan demokrasi.

Pengkhianatan ini meninggalkan dampak yang mendalam:

  1. Hilangnya Kepercayaan
    Rakyat yang merasa dikhianati akan kehilangan kepercayaan terhadap sistem politik, yang berujung pada apatisme dan rendahnya partisipasi pemilu.

  2. Kemiskinan dan Ketidakadilan
    Keputusan yang tidak berpihak pada rakyat sering kali memperparah kesenjangan sosial dan ekonomi, sehingga rakyat kecil semakin terpinggirkan.

  3. Kerusakan Institusi Demokrasi
    Pengkhianatan suara rakyat melemahkan integritas lembaga demokrasi, menciptakan celah untuk korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Harapan untuk Para Politikus

Rakyat tidak membutuhkan politikus yang hanya pandai berbicara, tetapi politikus yang berani bertindak demi kebaikan bersama. Beberapa prinsip yang harus dipegang teguh oleh para politikus adalah:

  • Memenuhi Janji: Apa yang dijanjikan selama kampanye harus diwujudkan, bukan sekadar retorika untuk meraih suara.
  • Berpihak pada Rakyat: Kebijakan yang diambil harus benar-benar mencerminkan kebutuhan dan aspirasi rakyat, bukan kepentingan pribadi atau partai.
  • Bekerja dengan Transparansi: Keputusan politik harus diambil dengan proses yang jelas dan akuntabel.

Peran Rakyat dalam Menjaga Amanah

Meskipun tanggung jawab besar ada di tangan politikus, rakyat juga memiliki peran penting untuk mengawasi dan memastikan amanah mereka tidak disalahgunakan. Partisipasi aktif dalam pemilu, pemantauan kebijakan, dan keberanian untuk menyuarakan kritik adalah cara-cara efektif untuk menjaga demokrasi tetap sehat.

Penutup

Politikus, jangan khianati suara kami. Suara rakyat adalah amanah yang harus dijaga dengan integritas dan kejujuran. Demokrasi yang sehat hanya dapat terwujud jika politikus dan rakyat bekerja bersama untuk membangun bangsa yang adil, makmur, dan bermartabat.

Mari bersama menjaga nilai-nilai demokrasi dengan menjadi politikus yang jujur dan rakyat yang kritis. Karena suara rakyat bukan sekadar angka, tetapi fondasi masa depan bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun