Mohon tunggu...
ABDUL MUIZ
ABDUL MUIZ Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika MAN Bangkalan

Menulis adalah bentuk syukur atas Nikmat Pikiran. Dengan berbagi tulisan, maka pikiran kita bisa dinikmati orang lain serta menjadi koreksi bagi diri kita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bukan Bekerja untuk Siapa, tetapi Apa?

26 November 2024   10:00 Diperbarui: 26 November 2024   10:56 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan, bekerja adalah aktivitas yang tak terpisahkan dari manusia. Namun, pertanyaan penting yang sering kali terabaikan adalah: untuk siapa sebenarnya kita bekerja? Banyak orang terjebak dalam rutinitas, bekerja seolah hanya untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu---atasan, perusahaan, atau bahkan sekadar memenuhi ekspektasi masyarakat. Padahal, bekerja bukan semata tentang "siapa," melainkan tentang "apa" tujuan yang ingin dicapai melalui pekerjaan tersebut.

Esensi Bekerja: Sebuah Ibadah

Dalam Islam, bekerja memiliki nilai ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar. Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik makanan yang dimakan seseorang adalah dari hasil kerja tangannya sendiri." (HR. Bukhari).

Bekerja bukan hanya tentang mendapatkan gaji atau pengakuan, tetapi tentang bagaimana kita memberikan manfaat dan menjalankan amanah yang telah diberikan. Ketika seseorang bekerja untuk tujuan yang lebih besar, seperti menebar kebaikan, membantu sesama, atau memberikan dampak positif, maka pekerjaannya menjadi lebih bermakna.

Mengalihkan Fokus dari "Siapa" ke "Apa"

Sering kali, motivasi bekerja hanya berorientasi pada orang atau pihak tertentu, seperti bekerja demi menyenangkan atasan atau membangun citra di hadapan orang lain. Hal ini justru membatasi potensi diri. Ketika fokus dialihkan pada "apa"---apa dampak pekerjaan ini, apa nilai yang bisa diberikan kepada orang lain, dan apa kontribusi yang bisa diberikan---pekerjaan menjadi lebih inspiratif dan produktif.

Dengan bertanya "apa" daripada "siapa," seseorang dapat menemukan makna mendalam dalam pekerjaannya. Misalnya, seorang guru tidak hanya bekerja untuk memenuhi tugas sekolah, tetapi juga untuk mencerdaskan generasi penerus. Seorang petani tidak hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga untuk memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Bekerja dengan Niat yang Lurus

Fokus pada "apa" membuat seseorang lebih jujur dan ikhlas dalam bekerja. Ia tidak lagi tergantung pada pengakuan orang lain, melainkan pada dampak positif yang dihasilkan. Allah SWT berfirman:
"Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu." (QS. At-Taubah: 105).

Ayat ini mengingatkan bahwa pekerjaan kita akan selalu dilihat dan dinilai oleh Allah. Oleh karena itu, niat bekerja harus diarahkan untuk meraih ridha-Nya, bukan sekadar penghargaan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun