Mohon tunggu...
ABDUL MUIZ
ABDUL MUIZ Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika MAN Bangkalan

Menulis adalah bentuk syukur atas Nikmat Pikiran. Dengan berbagi tulisan, maka pikiran kita bisa dinikmati orang lain serta menjadi koreksi bagi diri kita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bukan Mengatur, tetapi Membuat Menjadi Teratur!

26 November 2024   14:00 Diperbarui: 26 November 2024   14:03 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepemimpinan sering kali diidentikkan dengan kemampuan mengatur. Namun, sejatinya, menjadi pemimpin bukan sekadar memberi perintah atau menentukan aturan, melainkan tentang menciptakan keteraturan yang membawa harmoni dan keberhasilan. Seorang pemimpin yang bijak tidak hanya mengarahkan, tetapi juga membantu tim atau komunitasnya mencapai tujuan dengan cara yang sistematis dan terorganisir.

Esensi Kepemimpinan: Menciptakan Keteraturan

Mengatur sering kali diartikan sebagai bentuk kontrol sepihak, di mana pemimpin hanya memberi arahan tanpa mempertimbangkan kondisi atau kebutuhan individu yang dipimpinnya. Sebaliknya, menciptakan keteraturan adalah proses yang melibatkan semua pihak untuk mencapai harmoni dalam bekerja atau menjalankan tanggung jawab. Rasulullah SAW bersabda:
"Pemimpin adalah pelindung, dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya." (HR. Bukhari).

Pemimpin yang baik memahami bahwa tanggung jawabnya bukan hanya mengatur, tetapi juga menciptakan suasana yang mendukung produktivitas dan kebersamaan. Dengan keteraturan, setiap individu dalam tim akan merasa nyaman dan mampu memberikan kontribusi terbaiknya.

Dari Mengatur ke Keteraturan

Mengatur sering kali menimbulkan kesan otoriter, di mana pemimpin lebih fokus pada kepatuhan daripada hasil. Padahal, tujuan utama dari kepemimpinan adalah menciptakan keteraturan yang membawa manfaat jangka panjang. Misalnya, seorang pemimpin yang hanya mengatur waktu kerja tanpa memberikan fleksibilitas bisa membuat tim merasa tertekan. Sebaliknya, dengan menciptakan keteraturan seperti jadwal yang fleksibel dan target yang jelas, tim akan bekerja lebih efektif.

Keteraturan juga berarti memahami potensi dan kebutuhan setiap individu. Pemimpin yang bijak akan menempatkan orang-orang pada peran yang sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga setiap individu dapat berkontribusi dengan optimal.

Keteraturan yang Dibangun dengan Empati

Membuat sesuatu menjadi teratur bukanlah tugas yang mudah. Pemimpin harus memiliki empati untuk memahami kebutuhan dan kendala timnya. Dengan empati, seorang pemimpin dapat menciptakan aturan yang tidak hanya efektif, tetapi juga adil dan manusiawi.

Contohnya, dalam sebuah tim kerja, seorang pemimpin dapat memperhatikan keseimbangan antara tugas dan istirahat. Dengan memberikan fleksibilitas dan mendengarkan masukan, pemimpin menciptakan keteraturan yang mendukung kesejahteraan sekaligus produktivitas.

Islam dan Prinsip Keteraturan

Islam mengajarkan pentingnya keteraturan dalam segala aspek kehidupan. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS. As-Saff: 4).

Ayat ini mengajarkan bahwa keteraturan adalah kunci kekuatan, baik dalam skala kecil seperti tim kerja, maupun dalam skala besar seperti masyarakat atau organisasi. Pemimpin yang mampu menciptakan keteraturan adalah pemimpin yang memegang amanah dengan baik.

Manfaat Menciptakan Keteraturan

Keteraturan membawa banyak manfaat, baik bagi pemimpin maupun tim yang dipimpinnya. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Efisiensi: Segala sesuatu yang terorganisir akan berjalan lebih cepat dan efektif.
  2. Kenyamanan: Tim yang bekerja dalam suasana yang teratur akan merasa lebih nyaman dan fokus pada tugas mereka.
  3. Kepercayaan: Keteraturan menunjukkan kepemimpinan yang kompeten, sehingga meningkatkan kepercayaan dari tim atau komunitas.

Penutup

Menjadi pemimpin bukan hanya soal memberi arahan, tetapi juga tentang menciptakan suasana yang mendukung keteraturan. Dengan pendekatan yang penuh empati, pemimpin tidak hanya mengatur, tetapi juga memastikan semua berjalan terorganisir untuk mencapai tujuan bersama.

Mari kita belajar menjadi pemimpin yang tidak hanya mengatur, tetapi mampu menciptakan keteraturan. Karena dengan keteraturan, segalanya akan berjalan lebih baik, lebih adil, dan lebih harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun