Hidup memang penuh tantangan. Setiap orang punya perjuangan masing-masing untuk memenuhi kebutuhan, mengejar mimpi, dan menghadapi berbagai persoalan. Namun, apa jadinya jika di tengah kesulitan itu kita masih harus berhadapan dengan orang-orang yang justru membuat keadaan semakin rumit? Pertanyaan ini sering kali muncul, mencerminkan keletihan emosional yang dirasakan banyak orang.
Mengapa Ada Orang yang Mengusahkan?
Sikap mempersulit orang lain biasanya berasal dari ego, ketidaktahuan, atau kurangnya empati. Ada yang merasa berkuasa sehingga menggunakan otoritasnya untuk mengontrol atau bahkan menghalangi kemudahan orang lain. Ada pula yang hanya ingin terlihat hebat dengan cara menyulitkan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku ini bisa muncul di tempat kerja, lingkungan sosial, bahkan di keluarga.
Dalam Islam, tindakan seperti ini sangat dikecam. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang mempermudah urusan orang lain, Allah akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat." (HR. Muslim).
Hadis ini mengajarkan pentingnya sikap mempermudah, bukan mempersulit, karena setiap individu pasti menghadapi beban hidup yang tidak terlihat.
Dampak Negatif Orang yang Mengusahkan
Berurusan dengan orang yang mempersulit bukan hanya menguras energi, tetapi juga memengaruhi mental dan emosi. Situasi ini bisa memicu stres, frustrasi, dan bahkan kehilangan motivasi untuk melanjutkan usaha yang sedang dilakukan. Ketika sikap mempersulit ini terus dibiarkan, dampaknya tidak hanya pada individu, tetapi juga pada lingkungan secara keseluruhan, menciptakan suasana kerja atau hubungan sosial yang tidak harmonis.
Selain itu, orang yang sering mempersulit orang lain tanpa alasan yang jelas sebenarnya sedang menanam bibit kesulitan dalam hidupnya sendiri. Allah SWT berfirman:
"Barang siapa yang berbuat kebaikan, maka kebaikan itu kembali kepada dirinya sendiri. Dan barang siapa berbuat keburukan, maka keburukan itu kembali kepada dirinya sendiri." (QS. Al-Isra: 7).
Menghadapi Orang yang Mengusahkan
Lalu, bagaimana seharusnya kita menyikapi orang yang mempersulit hidup kita? Pertama, bersikaplah sabar. Kesabaran bukan tanda kelemahan, tetapi kekuatan yang menunjukkan bahwa kita tidak mudah terprovokasi oleh tindakan orang lain. Kedua, cobalah memahami alasan di balik sikap mereka. Terkadang, orang mempersulit karena mereka sendiri sedang menghadapi tekanan atau merasa tidak percaya diri.
Ketiga, tetaplah fokus pada tujuan kita. Jangan biarkan tindakan mereka mengalihkan perhatian atau energi kita dari hal-hal yang lebih penting. Dan yang paling utama, serahkan semuanya kepada Allah. Doakan agar hati mereka dilunakkan dan diubah menjadi lebih baik.
Jadilah Orang yang Mempermudah
Di sisi lain, peringatan ini juga berlaku untuk diri kita sendiri. Jangan sampai kita menjadi orang yang tanpa sadar mempersulit hidup orang lain. Hidup ini sudah cukup sulit, jangan menambah beban bagi orang lain dengan tindakan kita. Sebaliknya, jadilah pribadi yang membawa kemudahan, yang meringankan beban orang lain, dan yang membuat hidup orang di sekitar lebih baik.
Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad).
Sikap mempermudah tidak hanya membawa kebaikan bagi orang lain, tetapi juga menanam kebaikan bagi diri kita sendiri.
Penutup
Hidup memang penuh tantangan, tetapi bukan alasan untuk membuatnya semakin sulit bagi orang lain. Jadilah pribadi yang menebar kemudahan, bukan kesulitan. Karena pada akhirnya, setiap kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita sendiri. Mari kita menjadi bagian dari solusi, bukan menambah masalah. Hidup sudah cukup susah, jangan jadi bagian dari yang membuatnya lebih sulit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H