Mohon tunggu...
ABDUL MUIZ
ABDUL MUIZ Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika MAN Bangkalan

Menulis adalah bentuk syukur atas Nikmat Pikiran. Dengan berbagi tulisan, maka pikiran kita bisa dinikmati orang lain serta menjadi koreksi bagi diri kita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Presiden Soeharto Memilih Lahir PGRI sebagai Hari Guru?

24 November 2024   05:25 Diperbarui: 24 November 2024   06:29 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dampak Elektoral Penetapan Hari Guru

Langkah ini memperkuat citra Soeharto sebagai pemimpin yang peduli pada pendidikan dan kesejahteraan guru. Di sisi lain, ini juga menjadi bagian dari strategi untuk mengamankan suara guru dan masyarakat dalam Pemilu.

Guru yang merasa dihormati melalui peringatan nasional ini lebih mungkin untuk mendukung pemerintah, baik secara langsung melalui suara, maupun melalui pengaruh mereka terhadap masyarakat sekitar.

Kritik dan Tantangan

Meskipun secara elektoral langkah ini berhasil memperkuat dukungan politik kepada pemerintah, kritik muncul karena Hari Guru Nasional dianggap lebih berorientasi pada simbolisme daripada perubahan nyata dalam kesejahteraan guru. Pada masa Orde Baru, guru sering kali menjadi alat mobilisasi politik tanpa diberikan ruang untuk bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah.

Kesimpulan

Penetapan Hari Guru Nasional pada 25 November, bertepatan dengan Hari Lahir PGRI, adalah langkah strategis yang tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga politis dalam konteks elektoral. Guru dijadikan elemen penting dalam pengamanan dukungan publik kepada pemerintah, khususnya Golkar.

Di balik penghormatan terhadap profesi guru, terselip kepentingan politik untuk memperkuat legitimasi kekuasaan. Namun, langkah ini juga menjadi pengingat akan pentingnya peran guru sebagai kekuatan sosial yang mampu memengaruhi arah bangsa, baik dalam konteks pendidikan maupun politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun