Lapangan Bola Lodaya Sakti yang hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari Kota Tasikmalaya ini, bisa digunakan oleh siapa pun. Urusan sewa lapangan sementara ini diurus oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Sakti Lodaya.Â
Staf Khusus Menteri Desa PDTT, Syaiful Huda Syafii mengatakan Lapangan Bola Lodaya Sakti merupakan karya yang sangat luar biasa, terutama untuk level pemerintahan desa.  "Ini sangat luar biasa. pemerintah desa memang harus punya skala prioritas dalam membangun desanya. Ini hasil dan wujud nyata dari penggunaan  dana desa," pungkasnya. (kompas.com)
Mencermati fakta tersebut, memunculkan harapan besar untuk masa depan olahraga Indonesia. Ternyata, dengan memanfaatkan dana desa bisa menghasilkan prestasi olahraga Indonesia.
Tentu semua harus dimulai dari desa. Kalau saja semua desa di Indonesia mulai memanfaatkan dana desa untuk pembangunan infrastruktur olahraga, tentu saja, sesuai prosesnya tinggal menunggu waktu memetik hasilnya.
Misalkan saja, di salah satu kecamatan, beberapa desanya membangun infrastruktur olahraga sesuai kepentingan masyarakat desa berdasarkan kesepakatan. Misalkan pembangunan lapangan sepakbola, lapangan bulutangkis, dan lapangan atletik.
Setelah proses pembangunan infrastruktur, mulai disentuh pembinaannya. Pada sisi ini bisa dilakukan kerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) kabupaten/kota masing-masing. Â
Dispora dengan dukungan APBD bisa mendesign event untuk menindaklanjuti pembinaan yang sudah dilakukan di desa, seperti menggelar event sepakbola atau badminton antar desa di wilayah kabupaten/kota. Korelasinya dengan event nasional adalah adanya event Liga Desa Nusantara (LDN).
Saat event nasional digelar, para talent scouting atau pemandu bakat bisa melihat potensi pemain yang bisa diorbitkan menjadi pemain sepakbola nasional. Contohnya, seperti Pelatih Timnas U-19 Indonesia Indra Sjafri yang mendapatkan Garuda Muda dari kampung-kampung. Â Â
Kalau semua cabang olahraga mulai mempersiapkan infrastruktur olahraga dan pembinaannya dimulai dari desa, pada saatnya nanti Indonesia bakal mengalami surplus atlet berprestasi.Â
Pada titik ini baru bisa berbicara prestasi Indonesia di mata internasional. Karena, tidak akan ada prestasi tanpa pembinaan. Tidak akan ada pembinaan tanpa dukungan dana.Â
Dana Desa sudah menjawab semua itu. Memanfaatkan dana desa sesuai kebutuhan dan kesepakatan bersama masyarakat desa, bisa menentukan masa depan olahraga Indonesia. Â Dana Desa untuk masa depan olahraga Indonesia yang lebih baik. (***)